Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Manufaktur China seret harga karet

TOKYO: Harga karet jatuh setelah data menunjukkan manufaktur di China, konsumen terbesar di dunia, di bawah perkiraan ekonom dan setelah kemerosotan perak memacu penjualan komoditas industri. Kontrak pengiriman Oktober terpangkas 3,7% menjadi 374,6 yen

TOKYO: Harga karet jatuh setelah data menunjukkan manufaktur di China, konsumen terbesar di dunia, di bawah perkiraan ekonom dan setelah kemerosotan perak memacu penjualan komoditas industri. Kontrak pengiriman Oktober terpangkas 3,7% menjadi 374,6 yen per kilogram (US$4.615 per metrik ton) di Tokyo Commodity Exchange, sebelum menetap di 386,8 yen. Pergerakan itu terjadi setelah dolar AS menguat terhadap mata uang Jepang pascapidato Presiden Barack Obama mengenai tewasnya pemimpin Al-Qaida Osama bin Laden. Karet berjangka jatuh ke 372,2 yen pada 27 April."Data menunjukkan perlambatan ekonomi China mengangkat kekhawatiran bahwa permintaan bahan baku negara itu dapat melemah," kata Kazuhiko Saito, seorang analis di broker Fujitomi Co di Tokyo, hari ini melalui telepon kepada Bloomberg.Liqun Zhang, peneliti senior di State Councils Development Research Center, mengatakan data menunjukkan kemungkinan peningkatan pertumbuhan akan lambat. Produk domestik bruto China tumbuh 9,7% pada kuartal I dari tahun sebelumnya. Bank Dunia pekan lalu memperkirakan ekspansi setahun penuh akan 9,3%.Karet yang dijual terpengaruh perak berjangka di Comex di New York yang merosot sebesar 13,2%, memacu investor menjual bahan baku industri, kata Saito.Logam mulia merosot setelah CME Group Inc, induk Comex, meningkatkan jumlah minimum kas yang pedagang harus depositkan untuk perdagangan spekulatif.Perak untuk pengiriman Juli turun menjadi US$42,2 per ounce sebelum diperdagangkan di US$44,825 per ounce pada pukul 3:52 waktu Tokyo.CME telah melakukan peningkatan margin awal sebesar 13% menjadi US$14.513 per kontrak dari US$12.825 setelah penutupan bisnis pada hari Jumat. Margin awal setahun lalu adalah US$4.250.Saito mengatakan karet juga mengalami penurunan di tengah spekulasi bahwa pasokan dari produsen Asia Tenggara akan bertambah. Produksi karet alam akan meningkat dalam beberapa minggu mendatang setelah petani melanjutkan panen pascamusim rendah-produksi.Produksi dari negara-negara anggota Association of Natural Rubber Producing Countries, yang mewakili 92% pasokan global, mungkin naik 10,5% menjadi 2,3 juta ton dalam 3 bulan sampai Juni.Menurut asosiasi itu produksi karet pada kuartal I diperkirakan melaju 6,1% menjadi 2,27 juta ton.(yn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Mursito

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper