Bisnis.com, JAKARTA – Emiten produsen cetakan sarung tangan PT Mark Dynamics Indonesia Tbk. optimistis kinerja pada kuartal III/2018 lebih baik dibandingkan dengan dua kuartal sebelumnya, terdampak dari depresiasi nilai tukar rupiah dan upaya efisiensi perseroan.
Emiten dengan sandi MARK tersebut mengekspor 97% produksi cetakan sarung tangan sehingga pelemahan nilai tukar memberikan benefit khusus bagi keuangan perseroan. Apalagi, produktivitas pabrik MARK sudah mencapai kapasitas penuh.
Presiden Direktur Mark Dynamics Indonesia Ridwan menyampaikan perusahaan melakukan sejumlah langkah untuk mengerek laba bersih pada tahun ini. namun, faktor pelemahan kurs sangat mengerek kinerja perseroan.
“Kami sedang finalisasi laporan keuangan kuartal III/2018. Namun kinerja pada kuartal ketiga lebih tinggi dari kuartal pertama dan kedua. Selain dari faktor kurs, kenaikan kinerja di kuartal III juga dari produktivitas pabrik kami yang lebih tinggi sehingga dapat menekan biaya produksi,” ungkap Ridwan, Selasa (23/10).
Ridwan menyampaikan bahwa sepanjang 2018, perseroan memprediksi capaian laba bersih dapat menyentuh Rp72 miliar. Nilai tersebut meningkat dari target awal yang ditetapkan perseroan sebelumnya yaitu sebesar Rp65 miliar.
Menurut Ridwan, pada periode Januari—September 2018 perseroan memprediksi dapat membukukan laba bersih sekitar Rp60 miliar atau mencapai 92% dari target awal perseroan. Oleh karena itu, manajemen meningkatkan proyeksi laba bersih tahun ini.
Adapun, manajemen sempat menyebut pelemahan nilai tukar menyebabkan sejumlah komponen biaya perseroan mengalami kenaikan. Namun, perseroan dapat menangkal kenaikan biaya tersebut karena mengantongi pendapatan yang lebih tinggi dari ekspor.
Saat ini, perseroan memiliki struktur biaya produksi dengan komponen impor yang tinggi, mencapai 50% dari total biaya yang harus dikeluarkan perseroan.
“Perseroan mengalami natural hedging atas perbedaan selisih kurs ini, dan membuat kami tetap dapat menjaga struktur biaya yang rendah. Kami memastikan target 2018 akan tetap tercapai sesuai dengan rencana," kata Ridwan.
Adapun, pada semester I/2018 perseroan membukukan pendapatan Rp155,45 miliar, atau mencapai 50,1% dari target MARK pada 2018 yaitu sebesar Rp310,5 miliar. Pada paruh pertama tahun ini, MARK membukukan laba bersih sebesar Rp36,54 miliar, juga 50% dari target laba bersih yang telah direvisi perseroan.
Menurut Ridwan, permintaan sarung tangan global yang kian meningkat, berdampak positif pada bisnis perseroan yang memproduksi cetakan sarung tangan. Saat ini, perseroan mengekspor cetakan sarung tangan melalui perusahaan perdagangan berbasis di Malaysia yang menguasai 60% pasar ekspor global.