Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu rebound pada awal perdagangan hari ini, Jumat (12/10/2018).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat 0,97% atau 55,58 poin ke level 5.578,41 ke level 5.758,41 pada pukul 09.16 WIB, setelah dibuka rebound dengan penguatan 0,34% atau 19,66 poin di posisi 5.758,41.
IHSG mampu rebound setelah pada perdagangan kemarin, Kamis (11/10), ditutup merosot 2,02% atau 117,85 poin di posisi 5.702,82. Sepanjang perdagangan pagi ini, IHSG bergerak pada level 5.722,49 – 5.760,89
Sebanyak 144 saham menguat, 49 saham melemah, dan 417 saham stagnan dari 610 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Seluruh sembilan indeks sektoral IHSG pagi ini bergerak di zona hijau dengan dorongan utama dari sektor aneka industri yang menguat 2,1%, disusul sektor finansial yang naik 1,4%.
Sementara itu, indeks Bisnis27 menguat 1,28% atau 6,35 poin ke level 500,70 pada pukul 9.17 WIB setelah dibuka rebound dengan penguatan 0,58% di posisi 497,20.
Indosurya Sekuritas memperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) berpeluang rebound dengan rentang pergerakan 5621-5872.
William Surya Wijaya, Vice President of Research Department PT Indosurya Bersinar Sekuritas memperkirakan peluang penguatan masih terlihat cukup besar dalam pergerakan IHSG hingga saat ini.
Menurutnya, tekanan dan koreksi terlihat masih berada dalam tahap wajar mengingat pola pergerakan IHSG yang masih menunjukkan berada dalam pola uptrend jangka panjang.
"Sedangkan rilis data perekonomian yang hingga saat ini masih terlihat cukup baik juga masih menunjukkan fundamental perekonomian yang cukup kuat sebagai penopang dari pergerakan IHSG," ungkap William dalam risetnya, Jumat (12/10/2018).
Bursa saham Asia bergerak lebih stabil pada perdagangan pagi ini, Jumat (12/10/2018), tetapi sentimen negatif pada pasar tetap bertahan setelah bursa saham Wall Street di Amerika Serikat (AS) melemah dan ekspektasi volatilitas pasar melonjak.
Dilansir Reuters, indeks MSCI Asia Pacific, selain Jepang, naik 0,2%, setelah menyentuh level terendahnya dalam 1.5 tahun pada perdagangan Kamis (11/10). Di sisi lain, indeks Nikkei Jepang melemah 0,6%.
Indeks saham S&P 500 melemah 2,06% pada perdagangan Kamis ke level terendahnya dalam tiga bulan, menyusul penurunan sebesar 3,29% pada Rabu (10/10).
Kekhawatiran tentang dampak ekonomi dari perang perdagangan China-AS, lonjakan imbal hasil obligasi AS pekan ini, berikut sikap hati-hati investor menjelang musim laporan keuangan, disebut sebagai alasan di balik aksi jual yang meluas kemarin.
Namun bursa berjangka AS berhasil rebound 0,6% pada awal perdagangan di Asia pagi ini, sebagian terbantukan pemberitaan bahwa Kementerian Keuangan AS tidak akan melabeli China sebagai manipulator mata uang dalam laporannya nanti.
“Pasar (saham AS) saat ini sekitar 7% lebih rendah dari level tertingginya dalam 100 hari, tetapi ini jauh dari kejadian langka secara historis,” tulis ekonom di RBC Capital Markets, seperti dikutip Reuters.
Namun, sentimen pasar tetap goyah dengan indeks Volatilitas Cboe naik ke 24,98, level penutupan tertinggi sejak 12 Februari, sehari setelah S&P 500 anjlok lebih dari 3%.
“Masih ada risiko penurunan terhadap pasar di tengah kekhawatiran perang perdagangan China-AS dapat memperlambat pertumbuhan global,” kata Masahiro Ichikawa, pakar strategi senior di Sumitomo Mitsui Asset Management.
Saham-saham yang menguat pada awal perdagangan:
BBCA | +2,31% |
TLKM | +1,68% |
BBRI | +1,37% |
GOOD | +25% |
Saham-saham yang melemah pada awal perdagangan:
HMSP | -0,26% |
NIKL | -3,71% |
CTRA | -1,83% |
FASW | -1,35% |
Sumber: Bloomberg