Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak AS Tergelincir Setelah Tembus US$75 Per Barel

Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) cenderung bergerak flat pada perdagangan pagi ini, Rabu (4/7/2018), menyusul laporan turunnya jumlah stok AS saat para pedagang menahan diri untuk berspekulasi atas harga menjelang libur Hari Kemerdekaan AS.
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) cenderung bergerak flat pada perdagangan pagi ini, Rabu (4/7/2018), menyusul laporan turunnya jumlah stok AS saat para pedagang menahan diri untuk berspekulasi atas harga menjelang libur Hari Kemerdekaan AS.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Agustus 2018 diperdagangkan di US$74,26 per barel pada pukul 4.42 sore waktu setempat, setelah berakhir di level US$74,14 per barel di New York Mercantile Exchange pada perdagangan Selasa (3/7).

Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman September 2018 naik 46 sen dan berakhir di US$77,76 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Minyak mentah acuan global ini diperdagangkan premium US$6,17 terhadap WTI untuk bulan yang sama.

Harga minyak AS diperdagangkan di sekitar harga penutupan setelah American Petroleum Institute (API) dikabarkan melaporkan penurunan persediaan minyak mentah sebesar 4,51 juta barel pekan lalu, sementara pasokan di Cushing, Oklahoma, menyusut 2,6 juta barel.

Ini akan menjadi penurunan ketujuh berturut-turut pada pusat penyimpanan tersebut jika data Energy Information Administration (EIA) mengonfirmasikannya pada hari Kamis (5/7).

Sebelum berakhir hanya 0,3% lebih tinggi, harga minyak WTI sempat melonjak melampaui level US$75 untuk pertama kalinya sejak 2014.

Turut membatasi reli minyak adalah langkah Presiden Donald Trump yang mendorong Arab Saudi untuk meningkatkan produksinya. Trump diketahui menghadapi harga bensin ritel yang tinggi menjelang pemilihan pertengahan semester.

“Penurunan yang cepat setelah WTI mencapai US$75 mungkin karena pertarungan likuidasi panjang menjelang liburan,” kata Bill O'Grady, chief market strategist di Confluence Investment Management.

“Dan selalu ada risiko bahwa Trump akan melepaskan minyak dari Cadangan Minyak Strategis AS untuk membatasi harga,” tambahnya, seperti dikutip Bloomberg.

Tekanan Trump terhadap sekutunya di Timur Tengah mengikuti kenaikan harga minyak selama dua pekan yang dipicu dorongan AS untuk mengekang ekspor Iran, gangguan di tempat-tempat seperti Libya, serta menurunnya jumlah persediaan minyak AS.

Morgan Stanley menaikkan proyeksi harga minyak mentah Brent menjadi US$85 per barel hingga kuartal ketiga 2019, mengacu pada pasar yang lebih ketat dari yang diantisipasi sebelumnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper