Bisnis.com, JAKARTA – Dolar AS menguat pada perdagangan Senin (21/5/2018) setelah Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan perang perdagangan AS dengan China 'ditunda'.
Hal ini meningkatkan sentimen risiko di tengah harapan untuk meredakan ketegangan perdagangan antara dua negara dengan ekonomi terbesar dunia tersebut.
Indeks dolar AS, yang melacak pergerakan greenback terhadap sejumlah mata uang dunia terpantau menguat 0,22% atau 0,202 poin ke level 93.839 pada pukul 10.57 WIB.
Sebelumnya indeks dolar dibuka dengan kenaikan 0,052 poin atau 0,06% di level 93,689. Adapun pada perdagangan Jumat (18/5), indeks berakhir menguat 0,18% atau 0,168 poin di posisi 93,637.
Terhadap yen Jepang, dolar AS terpantau menguat 0,34% atau 0,38 poin ke level 111,16 yen pada pukul 11.01 WIB, memperbarui level tertingginya dalam empat bulan terakhir.
Stephen Innes, kepala perdagangan di Asia-Pasifik untuk Oanda mengatakan meredanya ketegangan perdagangan AS-China kemungkinan akan mendukung aset berisiko seperti ekuitas dan menjadi pertanda baik bagi dolar AS terhadap aset safe haven termasuk yen Jepang.
Baca Juga
"Saya pikir pasar ekuitas akan berada di tempat yang lebih baik hari ini," kata Innes, seperti dikutip Bloomberg.
Dilansir Reuters, Mnuchin dan penasihat ekonomi utama Presiden AS Donald Trump, Larry Kudlow, mengatakan kesepakatan yang dicapai oleh perunding China dan AS pada Sabtu (19/5) menetapkan kerangka kerja untuk mengatasi ketidakseimbangan perdagangan di masa mendatang.
Jepang adalah negara kreditur terbesar di dunia dan pelaku pasar cenderung menganggap investor Jepang akan memulangkan dana pada saat krisis, sehingga mendorong yen. Mata uang Jepang sering melemah ketika kepercayaan investor meningkat dan minat terhadap aset yang lebih berisiko menguat.
Jika yield obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun naik di atas level tertinggi tujuh tahun sebesar 3,128% yang dicapai pada Jumat (18/5), dan dolar memperoleh pijakan yang kuat di atas 111 yen, greenback bisa mencoba level 112 yen, Innes menambahkan.