Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KOMODITAS LOGAM: Bijih Besi dalam Tren Bullish

Bijih besi berada dalam tren bullish lantaran tindakan keras China terhadap output baja pada musim dingin ini telah menurunkan pasokan, sehingga memicu permintaan bijih besi. Di samping itu, margin yang kuat juga mendukung reli pergerakan harga bijih besi.
Ilustrasi/JIBI
Ilustrasi/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA – Bijih besi berada dalam tren bullish lantaran tindakan keras China terhadap output baja pada musim dingin ini telah menurunkan pasokan, sehingga memicu permintaan bijih besi. Di samping itu, margin yang kuat juga mendukung reli pergerakan harga bijih besi.

Menurut Metal Bulletin Ltd. bijih spot dengan kandungan besi 62% melonjak 3,7% menjadi US$72,68 per ton, tertinggi sejak 14 September 2017.

Angka tersebut menunjukkan kenaikan lebih dari 20% yang mampu memenuhi zona pasar bull. Sebelumnya, pada Senin, futures di SGX AsiaClear menguat 2,9% menjadi US$71,29%.

Dilansir dari Bloomberg, reli bijih besi ditopang oleh China untuk mengurangi output baja pada musim dingin ini sebagai upaya untuk menekan polusi.

Sementara itu, kebijakan tersebut membuat Negeri Panda mengurangi produksi baja. Hal itu mendorong permintaan impor bahan baku baja tersebut.

Di samping itu, analis Marex Spectron Hui Heng Tan mengatakan adanya dukungan dari margin yang kuat juga mendukung laju rally harga bijih besi.

“Didukung oleh margin yang begitu kuat, pabrik telah restock dengan sungguh-sungguh dan telah berperan dalam mendorong harga naik,” kata Tan seperti dilansir Bloomberg, Selasa (4/12).

Bijih besi telah memberi keuntungan kepada para penambang, seperti Rio Tinto Group, BHP Billiton Ltd, dan Fortescue Metals Group Ltd di samping ditopang oleh permintaan China yang kuat.

Saham penambang tercatat naik pada Senin (4/12). Di London, saham Rio meningkat 2,3% menjadi 35,84 pound sterling. Sebelumnya, di perdagangan Sydney, BHP naik 1,6% dan Fortescue Metals Group Ltd bertambah 1,5%. Ketiganya adalah pengirim terbesar di Australia.

Rio Chief Executive Officer Jean-Sebastian Jacques mengatakan kepada investor bahwa pergeseran sektor baja China ke arah bijih impor berkualitas tinggi diperkirakan akan bertahan karena pabrik-pabrik berupaya meningkatkan produktivitas.

Citigroup mengatakan harga bijih besi akan prospek meningkat pada dua tahun ke depan.

“Rally diperkirakan akan didorong oleh pengetatan lebih lanjut dari pasar baja China, restocking bijih besi bermutu tinggi, persediaan seaborne musiman yang lemah, dan kemungkinan pertumbuhan suplai bijih besi melewati puncaknya pada kuartal I/2018,” kata Citigroup.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Eva Rianti
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper