Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mayoritas Kurs Asia Menguat, Rupiah Tak Bergerak

Rupiah ditutup tak bergerak di posisi Rp13.529 per dolar AS, setelah dibuka melemah 5 poin atau 0,04% ke level Rp13.534 per dolar AS.
Uang rupiah./Bloomberg-Brent Lewin
Uang rupiah./Bloomberg-Brent Lewin

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah berakhir stagnan pada perdagangan hari ini, Selasa (21/11/2017) setelah tertekan sepanjang perdagangan.

Rupiah ditutup tak bergerak di posisi Rp13.529 per dolar AS, setelah dibuka melemah 5 poin atau 0,04% ke level Rp13.534 per dolar AS.

Adapun pada perdagangan kemarin, (Senin, 20/11), rupiah berakhir terapresiasi hanya 2 poin atau 0,01% ke level Rp13.529 per dolar AS.

Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah cenderung tertekan di zona merah dan bergerak pada kisaran Rp13.524 – Rp13.550 per dolar AS.

Rupiah tidak bergerak di saat mayoritas mata uang Asia menguat, dipimpin won Korea Selatan dengan apresiasi 0,43%, diikuti rupee India yang menguat 0,21%, dan ringgit Malaysia yang menguat 0,19%.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau melemah 0,02% atau 0,017 poin ke 94,063 pada pukul 15.12 WIB.

Meski melemah, posisi dolar AS tetap berada di kisaran level tertinggi dalam satu pekan saat ketidakpastian politik Jerman masih membebani mata uang euro.

Dilansir Reuters, euro melemah setelah upaya Kanselir Jerman Angela Merkel untuk membentuk pemerintahan koalisi tiga arah gagal, sehingga meningkatkan kekhawatiran seputar ketidakpastian politik pada negara berkekuatan ekonomi terbesar di wilayah Eropa tersebut.

Merkel sebelumnya berniat bertemu Presiden Jerman untuk menginformasikan kegagalannya membentuk pemerintahan koalisi dengan Partai Hijau dan Partai Demokrat Bebas (FDP).

Keputusan untuk bertemu Presiden Frank-Walter Steinmeier, yang memiliki kuasa untuk menetapkan pemilu baru, mengisyaratkan bahwa Merkel tidak akan mengupayakan pemerintahan minoritas dengan Partai Hijau setelah FDP secara tidak terduga menarik diri dari wacana koalisi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper