Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Fluktuatif Jelang Rilis Data Ekonomi China

Bursa saham di Asia bergerak fluktuatif pada awal perdagangan hari ini, Selasa (14/11/2017), menjelang rilis sejumlah data ekonomi di China.
Bursa Asia MSCI/Reuters
Bursa Asia MSCI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham di Asia bergerak fluktuatif pada awal perdagangan hari ini, Selasa (14/11/2017), menjelang rilis sejumlah data ekonomi di China.

Indeks Topix Jepang berbalik arah pada pukul 9.26 pagi waktu Tokyo (pukul 7.26 WIB), sedangkan indeks Nikkei 225 Stock Average naik 0,2%.

Pergerakan indeks Kospi Korea Selatan juga berbalik arah dan indeks S&P/ASX Australia turun 0,8%.

Sementara itu, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,2% dan indeks S&P 500 cenderung bergerak flat setelah berakhir naik 0,1% pada perdagangan Senin (13/11).

Di sisi lain, imbal hasil obligasi AS bertenor pendek naik menjelang rilis data ekonomi AS pekan ini. Raihdan data inflasi AS dan penjualan ritel AS dapat berdampak pada prospek kenaikan suku bunga The Federal Reserve.

Adapun kinerja mata uang pound sterling tetap lesu di tengah berlanjutnya tekanan politik terhadap PM Inggris Theresa May.

Dilansir Bloomberg, saat investor terus memantau perkembangan pembahasan reformasi pajak AS, perhatian teralih pada data produksi industri, investasi aset tetap, dan penjualan ritel di China yang akan dirilis hari ini.

Pasar juga menantikan pernyataan dari pemimpin sejumlah bank sentral, di antaranya Mario Draghi, Janet Yellen, Mark Carney, dan Haruhiko Kuroda pada konferensi yang digelar European Central Bank (ECB) hari ini waktu setempat.

Dalam sebuah pidato di Swiss Institute of International Studies University of Zurich pada hari Senin (13/11), Kuroda menyatakan bahwa Bank of Japan (BOJ) akan terus bertahan dengan kebijakan pelonggaran moneter demi memastikan kondisi inflasi dan kenaikan harga.

Kuroda berulang kali telah menuturkan bahwa bank sentral Jepang tersebut perlu untuk melanjutkan stimulus moneternya, bahkan ketika bank sentral lainnya mulai mengambil langkah-langkah untuk mengetatkan kebijakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper