Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cari Dana, Kereta Api Terbitkan Obligasi Rp2 Triliun

PT Kerata Api Indonesia (Persero) untuk pertama kalinya mulai menjajaki instrumen pembiyaan obligasi korporasi dengan target penerbitan perdana Rp2 triliun. Perseroan membuka peluang untuk menjajaki lebih banyak sumber pendanaan lain di masa depan bila penerbitan obligasi ini sukses.
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Edi Sukmoro (tengah) bersama Direktur Budi Noviantoro (dari kiri), Didiek Hartantyo, Bambang Eko,  Dody Budiawan, Apriyono Wedi, dan Azari mengangkat jempol, seusai Penawaran Umum Obligasi I Kereta Api Indonesia Tahun 2017, di Jakarta, Kamis (19/10)./JIBI-Endang Muchtar
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Edi Sukmoro (tengah) bersama Direktur Budi Noviantoro (dari kiri), Didiek Hartantyo, Bambang Eko, Dody Budiawan, Apriyono Wedi, dan Azari mengangkat jempol, seusai Penawaran Umum Obligasi I Kereta Api Indonesia Tahun 2017, di Jakarta, Kamis (19/10)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA — PT Kerata Api Indonesia (Persero) untuk pertama kalinya mulai menjajaki instrumen pembiyaan obligasi korporasi dengan target penerbitan perdana Rp2 triliun. Perseroan membuka peluang untuk menjajaki lebih banyak sumber pendanaan lain di masa depan bila penerbitan obligasi ini sukses.

Didiek Hartantyo, Direktur Keuangan Kerata Api Indonesia, mengatakan bahwa fokus perusahaan saat ini adalah mencari alternatif pembiayaan untuk mengefisienkan kinerja perusahaan. Saat ini, imbal hasil obligasi di Indonesia sedang dalam tren rendah sehingga menjadi momentum yang tepat bagi perseroan untuk memulai menggunakan instrumen obligasi.

Apalagi, kebutuhan pendanaan perseroan saat ini sedang sangat tinggi, seiring desakan pemerintah untuk menyelesaikan sejumlah proyek infrastruktur kereta api. “Kita mengantisipasi banyak hal. Bayangkan capex LRT itu Rp27,5 triliun, sementara aset KAI Rp27,3 triliun. Kita harus hati-hati mengelola ini, kita harus jamin sumber dana bagus sehingga penugasan pemerintah bisa selesai dengan baik untuk masa depan negeri,” katanya usai due dilligen meeting penawaran obligasi KAI, Kamis (19/10/2017).

Obligasi pertama KAI akan diterbitkan dalam dua seri, yakni Seri A tenor 5 tahun dan Seri B tenor 7 tahun. Belum diputuskan berapa alokasi masing-masing tenor, tetapi totalnya akan mencapai Rp2 triliun. Indikasi kupon per tahun untuk kedua seri tersebut adalah 7,25%-8,00% untuk Seri A dan 7,50%-8,35% untuk Seri B. Tawaran kupon tersebut sesuai dengan peringkat yang dikantongi perseroan dari Pefindo, yakni idAAA dengan outlook stabil.

Sebesar 55% dari dana hasil penerbitan obligasi ini akan dimanfaatkan untuk penyelesaian proyek kereta bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten. Selebihnya akan digunakan untuk pengadaan kereta. Didiek mengatakan, dengan peringkat yang bagus dan kinerja perseroan yang cukup baik selama ini, minat terhadap obligasi ini akan tinggi. Sebagai gambaran, pendapatan, laba bersih, aset dan ekuitas perseroan pada 2012-2016 tumbuh dengan CAGR masing-masing 20,04%, 24,41%, 29,41% dan 16,22%.

Rata-rata pertumbuhan angkutan penumpang perseroan adalah 10% per tahun, sementara angkutan barang lebih tinggi mencapai 25%-30% per tahun. Pada semeseter pertama tahun ini, pendapatan perseroan tumbuh 15,76% yoy, sementara laba bersih 47,73% yoy.

Obligasi ini pun dijamin pemerintah 100%, sementara perseroan memiliki rasio cakupan bunga yang konsisten rata-rata 3 x, yang mana batas terendah adalah 1x. Hal ini menunjukkan kesanggupan perseroan membayar bunga dengan baik.

Didiek mengatakan, saat ini rasio utang terhadap modal perseroan masih di level 1,04 kali. Perseroan masih bisa mengerek utang hingga rasio maksimal 3 kali. Namun, perseroan cenderung memilih opsi lain yang lebih efisien mendukung permodalan.

“Rencana sekuritisasi KIK EBA sampai sekarang belum ada tahapan ke arah sana, tetapi dari evaluasi kami ada banyak aset kami yang bisa dijadikan KIK EBA. Penawaran bank sudah ada, tetapi sementara kami fokus ke obligasi dulu,” katanya.

Selain itu, perseroan juga akan mempertimbangkan opsi penerbitan obligasi global dengan denominasi rupiah, atau Komodo Bond, seperti yang mulai dijajaki sejumlah BUMN infrastruktur. Menurutnya, bila opsi itu terbuksi efisien, perseroan akan menggunakannya.

Perseroan juga mempertimbangkan opsi initial public offering atau IPO di Bursa Efek Indonesia. Menurutnya, hal tersebut cukup memungkinkan bagi perseroan seperti yang telah dilakukan sejumlah BUMN lain, hanya saja harus dipastikan seperti apa pemenuhan kewajiban pelayanan publik atau PSO-nya nanti. Meski membuka peluang terhadap potensi-potensi mekanisme pendanaan lainnya, perseroan masih belum memiliki rencana konkret untuk merealisasikannya dalam waktu dekat. Opsi-opsi tersebut merupakan rencana jangka panjang untuk menunjang visi menghadirkan kualitas layanan kereta api yang semakin baik di Indonesia.

Adapun obligasi perseroan tahun ini mulai proses bookbuilding sejak Kamis (19/10/2017) hingga Kamis (2/11/2017). Pernyataan efektif dari OJK harapannya bisa diperoleh pada Senin (13/11/2017) dan masa penawaran umum pada 14-16 November 2017. Obligasi ini akan mulai dicatatkan di BEI pada Rabu (22/11/2017). Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi yakni Bahana Sekuritas, BCA Sekuritas, BNI Sekuritas, Danareksa Sekuritas, dan Mandiri Sekuritas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper