Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dijauhi Arab Saudi, Qatar Incar Pasar Bunker LNG

Tak ingin berlarut-larut dengan panasnya situasi di Timur Tengah usai ketegangan Arab Saudi dan Qatar, perusahaan gas asal Qatar yakni Qatar Petroleum menggandeng perusahaan asal Belanda Shell untuk menggenjot ceruk pasar bunker LNG di pasar global.nn
Bangunan-bangunan tampak dari garis pantai Doha, Qatar./Reuters
Bangunan-bangunan tampak dari garis pantai Doha, Qatar./Reuters

Bisnic.com, JAKARTA – Tak ingin berlarut-larut dengan panasnya situasi di Timur Tengah usai ketegangan Arab Saudi dan Qatar, perusahaan gas asal Qatar yakni Qatar Petroleum menggandeng perusahaan asal Belanda Shell untuk menggenjot ceruk pasar bunker LNG di pasar global.

Kedua perusahaan menandatangani kerangka kerjasama (framework agreement) untuk membangun infrastuktur penyimpanan gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) di pelabuhan strategis secara global.

Sebelumnya, kedua perusahaan telah menandatangi kerja sama serupa pada tahun lalu untuk mengeksplorasi peluang pasar infrastruktur penyimpanan LNG di pasar Timur Tengah.

Melalui kerja sama terbaru, Qatar Petroleum dan Shell akan mengevaluasi dan mengembangkan pembangunan fasilitas pemyimpanan (bunker) LNG di sejumlah lokasi baik Eropa, Timur Tengah dan Asia Timur.

Bunker LNG ditujukan untuk industri maritim dengan bahan bakar baru yang membantu industri tersebut untuk lebih ramah lingkungan dan memperoleh manfaat ekonomi yang lebih.

Saat ini, banyak pemilik kapal dan operator telah beralih ke LNG dibanding bahan bakar kapal pada umumnya (marine fuel) sebagai respon untuk regulasi soal emisi. Pada Oktober 2016, International Maritime Organization (IMO) mengumumkan global sulfur cap sebesar 0,5% mulai 2020.

Chief Executive Qatar Petroleum Saad Sherida Al-Kaabi mengatakan pihaknya senang untuk bekerjasama dengan mitra jangka panjang dan perintis industri yakni Shell, atas inisiatif penting ini.

“Kami melihat bahwa bunker LNG sebagai peluang menjanjikan untuk LNG untuk lebih tumbuh sebagai sumber energi bersih,” katanya dalam keterangan resminya, Selasa (13/6/2017).

Dia menambahkan permintaan LNG untuk pengisian bahan bakar diperkirakan akan meningkat secara signifikan selama tahun-tahun mendatang dan dia percaya ada potensi nyata untuk permintaan tersebut mencapai hingga 50 juta ton per tahun pada tahun 2030. “Jelas, mencapai angka ini membutuhkan investasi yang terfokus dan model kemitraan yang tepat, mirip dengan yang kita bangun hari ini.”

Sementara itu, Chief Executive Shell Ben van Beurden mengatakan sebagai dua dari pemasok LNG terkemuka di dunia, Shell dan Qatar Petroleum memiliki kemampuan dan pengalaman untuk memberikan LNG sebagai bahan bakar laut untuk pemilik dan operator kapal yang harus memenuhi peraturan emisi yang lebih ketat mulai 2020.

“Kami berharap dapat bekerja sama dengan Qatar Petroleum untuk meningkatkan ketersediaan LNG sebagai bahan bakar untuk transportasi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lukas Hendra TM

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper