Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LARANGAN EKSPOR BIJIH: Pasokan Nikel dari Indonesia Diprediksi Melonjak Tahun Depan

Menurut Raden Sukhyar, Ketua Asosiasi Smelter dan Pengolahan Mineral Indonesia, seperti dikutip Bloomberg hari ini (Selasa, 20/9/2016), produksi dari Indonesia yang melarang pengiriman bijih mentah sejak 2014 akan naik dari 160.000 metrik ton logam pada 2015 menjadi 217.500 ton tahun ini dan melonjak hingga 363.000 ton pada 2017.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Pasokan nikel dari Indonesia diprediksi melonjak tahun depan, sejalan dengan upaya perusahaan mendorong produksi logam olahannya.

Menurut Raden Sukhyar, Ketua Asosiasi Smelter dan Pengolahan Mineral Indonesia, seperti dikutip Bloomberg hari ini (Selasa, 20/9/2016), produksi dari Indonesia – yang melarang pengiriman bijih mentah sejak 2014 – akan naik dari 160.000 metrik ton logam pada 2015 menjadi 217.500 ton tahun ini dan melonjak hingga 363.000 ton pada 2017.

Dikemukakan olehnya, para produsen telah memperlihatkan kemajuan yang baik dalam hal pembangunan kapasitas peleburan setelah pelarangan pengiriman bijih mentah.

Pasokan tambahan dari Indonesia dapat membantu menambal kekurangan logam di pasar global yang digunakan untuk membuat stainless steel. Proyeksi kenaikan juga timbul saat pemerintah Filipina menghentikan beberapa tambang bijih nikel di tengah adanya audit lingkungan.

Indonesia sebelumnya melarang penjualan bijih mentah untuk mendorong investasi pada operasi nilai tambah, dan telah membuka jalan bagi perluasan industri Filipina yang saat ini sedang terancam.

Harga nikel dunia sendiri telah naik 15% tahun ini sejalan dengan menyusutnya persediaan di pasar global.

“Kemajuan pembangunan smelter sejauh ini memuaskan,” ujar Sukhyar.

Menurutnya, ketika undang-undang pertambangan yang menyebabkan penghentian pengiriman bijih diterbitkan, produksi nikel nasional hanya mencapai 98.000 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper