Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Paket Kebijakan Tahap III Dinantikan, Ini Alasannya

Paket kebijakan stimulus ekonomi ketiga yang dikabarkan akan dirilis pemerintah pekan ini menjadi salah satu hal yang dinantikan pelaku pasar.
Pelaku pasar menantikan paket kebijakan tahap III dari pemerintah/ilustrasi
Pelaku pasar menantikan paket kebijakan tahap III dari pemerintah/ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA— Paket kebijakan stimulus ekonomi ketiga yang dikabarkan akan dirilis pemerintah pekan ini menjadi salah satu hal yang dinantikan pelaku pasar.

Harapan terhadap paket kebijakan lanjutan ini juga ikut mendorong pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) sejak awal pekan ini, selain juga terimbas dari sentimen global.

Disebut-sebut, paket kebijakan ketiga ini akan berisi salah satunya tentang penurunan harga BBM dan tarif dasar listrik (TDL).

Hal ini berbeda dengan dua paket kebijakan sebelumnya  yang lebih fokus kepada deregulasi dan menarik investasi melalui penyederhanaan kawasan industri.

Melalui riset yang dikutip Bisnis, Rabu (7/10/2015), Tim Riset KDB Daewoo Indonesia berharap paket kebijakan ketiga ini dapat langsung mendorong pertumbuhan industri Indonesia melalui pemangkasan harga energi itu.

“Meskipun masih dalam pembahasan, pemangkasan harga energi itu dapat memberi sentimen positif baik untuk sektor industri dan rumah tangga,” paparnya.

Saat ini, industri di Indonesia sedang berjuang menghadapi beban ganda dari peningkatan biaya produksi seiring pelemahan rupiah dan melemahnya daya beli konsumen.

Berdasarkan survey konsumen Bank Indonesia disebutkan indeks kepercayaan konsumen pada September berada di level 97,5 yakni wilayah pesimistis (kurang dari level 100), dan turun dibandingkan dengan posisi sebelumnya yakni 112,6 pada Agustus.

“Jika harga energi diturunkan, ini akan menurunkan biaya produksi di tengah perlambatan ekonomi, terutama untuk industri dengan kebutuhan energi yang tinggi seperti logam, petrokemikal, semen, tekstil, dan lainnya,” tambahnya.

Lebih lanjut Tim Riset KDB Daewoo mengungkapkan jika TDL turun 10% memang tidak akan menekan biaya produksi industri secara signifikan karena adanya kenaikan tarif listrik pada 2014. Namun, pengurangan tarif listrik ini bisa mengurangi potensi kenaikan pada harga jual produk dan membantu pemulihan daya beli konsumen.

“Meskipun paket kebijakan ini belum dirilis, dengan menyasar kepada industri dan rumah tangga, kami melihat pemerintah juga ingin meningkatkan daya beli masyarakat. Kami berharap pemerintah terus berkomitmen untuk perbaikan ekonomi, tak hanya jangka pendek tetapi juga jangka panjang,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper