Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PELANTIKAN JOKOWI-JK: Jadi Katalis Positif Rupiah dan Bursa

Pelantikan Presiden RI Joko Widodo dan wakilnya Jusuf Kalla menjadi katalis positif bagi nilai tukar dan pasar modal.
Rupiah/Bisnis
Rupiah/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA— Pelantikan Presiden RI Joko Widodo dan wakilnya Jusuf Kalla menjadi katalis positif bagi nilai tukar dan pasar modal.

Rupiah bahkan tampil sebagai mata uang dengan penguatan tertinggi di Asia Pasifik sekaligus di antara negara Fragile Five.

Bloomberg Dollar Index mencatat mata uang Garuda menguat hingga 0,64% ke level Rp12.032 per dolar AS pada penutupan pasar Senin (20/10/2014), terkuat sejak akhir September.

Sementara itu berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) nilai rupiah menguat 181 poin dibandingkan dengan akhir pekan lalu, yakni Rp12.041 per dolar. Adapun indeks harga saham gabungan (IHSG) menghijau 0,23% ke level 5.040,53, terkuat sejak awal Oktober.

Statistik di pasar modal juga menunjukkan bahwa investor asing mulai mencatat net buy sebesar Rp760 miliar pada transaksi sepanjang hari ini.

Mayoritas mata uang di Asia Pasifik memang menguat terhadap dolar AS yang disinyalir karena faktor teknikal. Namun pasar domestik mendapat sentimen positif dari kondisi politik yang ikut andil mengerek.

Kepala Lembaga Penyelidikan Masyarakat dan Masyarakat Fakultas Ekonomi UI (LPEM FEUI) I Kadek Dian Sutrisna menilai penguatan ini disebabkan oleh kelegaan pasar karena kekhawatiran tentang hambatan dari parlemen terhadap pemerintahan Jokowi teredam oleh kehadiran Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa pada pelantikan.

“Tapi ini hanya sementara. Sifatnya temporary ya,” ungkapnya. Sebelumnya pasar sempat goyah lantaran khawatir terhadap komposisi parlemen yang diisi oleh koalisi oposisi pemerintah.

Penguatan rupiah sudah terlihat sejak kunjungan Jokowi ke pihak Prabowo, rivalnya saat pemilu presiden, pada akhir pekan lalu. Mata uang Garuda ditutup pada level Rp12.110 di penghujung minggu.

Kunjungan tersebut menandai ketegangan yang terjadi di antara keduanya dan memudarkan kekhawatiran publik perihal minimnya dukungan politik dari dewan yang akan dihadapi Jokowi-JK dalam 5 tahun ke depan.

Peneliti dari Universitas Indonesia Athor Subroto menambahkan selanjutnya pasar akan berfokus pada langkah-langkah yang dilakukan oleh pemerintah baru selama 3 bulan pertama, salah satunya adalah susunan kabinet.

Pasar mengharapkan kabinet profesional yang memiliki rekam jejak dan kompetensi yang memadai alih-alih kabinet transaksional yang sarat kepentingan politik. Sementara dalam jangka waktu lebih panjang pasar akan mengevaluasi perkembangan neraca berjalan dan inflasi dalam negeri.

Akhir pekan lalu, Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan nilai rupiah memang akan sangat tergantung pada fundamental perekonomian dalam negeri, termasuk kondisi defisit neraca transaksi berjalan yang diharapkan menyempit.

Hingga petang, data dari Bloomberg menunjukkan hanya mata uang Taiwan yang melemah 0,02% terhadap dolar di pasar Asia Pasifik. Adapun di antara negara Fragile Five real Brasil dan lira Turki tercatat melemah masing-masing 0,31% dan 0,16%.

Selain Brasil dan Turki, kelompok Fragile Five juga dihuni oleh Indonesia, India, dan Afrika Selatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper