Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah memperkuat strategi untuk mendorong perusahaan dengan skala besar dan prospek pertumbuhan tinggi agar dapat melakukan initial public offering (IPO) pada tahun ini.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menyatakan BEI telah menyusun inisiatif untuk menarik lebih banyak IPO berskala besar atau lighthouse yang memiliki kapitalisasi pasar di atas Rp3 triliun dan free float minimum 15%.
“Kami menetapkan target pada tahun 2025 sebanyak 5 IPO lighthouse dan saat ini sudah ada tiga yang tercatat, yakni RATU, CBDK, dan YUPI,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (17/5/2025).
Nyoman menjelaskan bahwa kehadiran emiten besar diharapkan dapat memperkuat struktur dan likuiditas pasar, sekaligus menarik lebih banyak minat investor.
Untuk itu, BEI mengaktifkan unit kerja khusus yang fokus mendampingi perusahaan-perusahaan berskala besar, baik swasta nasional maupun BUMN beserta anak usahanya, dalam proses persiapan penawaran umum perdana.
Pendekatan tersebut mencakup coaching clinic, one-on-one meeting, dan networking event yang mempertemukan pengusaha dengan lembaga profesi penunjang pasar modal.
Baca Juga
“Dengan tujuan untuk mempermudah akses perusahaan kepada pemangku kepentingan di pasar modal guna membantu proses persiapan IPO,” kata Nyoman.
Dari sisi regulasi, BEI juga telah mengkaji penyesuaian aturan terkait minimal kepemilikan publik atau free float, baik pada saat IPO maupun pascapencatatan, serta penyesuaian batas minimum aspek keuangan.
Nyoman menuturkan bahwa pihaknya turut menyusun kajian yang melibatkan kelompok usaha besar, perusahaan calon IPO, investor institusi dan ritel, serta lembaga pemerintah, guna memetakan minat serta hambatan IPO berskala besar.
“BEI terus mendorong perusahaan dengan skala dan potensi pertumbuhan tinggi untuk memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pendanaan jangka panjang,” tuturnya.