Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyeksi Terbaru Harga Emas 2025, Bisakah Tembus US$4.000?

Setelah mencapai rekor tertinggi di US$3.500 per troy ounce pada April 2025, sejumlah analis meyakini bahwa reli emas belum akan berhenti.
Aprianto Cahyo Nugroho,Hesti Puji Lestari
Senin, 5 Mei 2025 | 06:00
Seorang pekerja mengangkat emas batangan dari mesin konveyor di pabrik Rand Refinery Ltd. di Germiston, Afrika Selatan. Bloomberg/Waldo Swiegers
Seorang pekerja mengangkat emas batangan dari mesin konveyor di pabrik Rand Refinery Ltd. di Germiston, Afrika Selatan. Bloomberg/Waldo Swiegers

Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas dunia terus menunjukkan tren menguat dan kini mengarah ke proyeksi baru sebesar US$4.000 per ons. Setelah mencapai rekor tertinggi di US$3.500 per troy ounce pada April 2025, sejumlah analis meyakini bahwa reli emas belum akan berhenti.

Menurut laporan CBS, lonjakan harga emas ini dipicu oleh berbagai faktor fundamental yang saling menguatkan, mulai dari ketidakpastian ekonomi global, ketegangan geopolitik, hingga volatilitas pasar finansial. Kondisi tersebut mendorong investor untuk mencari perlindungan pada aset safe haven seperti emas.

Direktur Konten pasar logam mulia APMEX Brett Elliott mengatakan lonjakan harga emas ke rekor tertinggi didukung oleh sejumlah faktor.

"Faktor ini termasuk kegagalan bank, pemotongan suku bunga dari Federal Reserve, tensi perang dagang yang kembali meningkat, serta pengumuman tarif," ujarnya, dikutip Senin (5/5/2025).

Sejumlah analis memperkirakan harga emas akan terus naik dalam waktu dekat, meskipun tidak menutup kemungkinan akan ada batas psikologis di masa mendatang. Namun, sejauh ini belum terlihat tanda-tanda bahwa harga emas akan menurun secara signifikan.

Pertanyaannya sekarang adalah seberapa tinggi harga emas bisa naik?

Kepala Konten di Monetary Metals Ben Nadelstein mengatakan investor bereaksi terhadap sinyal kontradiktif dari pemerintah tentang tarif, utang, dan perdagangan global.

"Ketidakpastian ini mengguncang kepercayaan terhadap saham dan obligasi, dan mendorong peralihan modal ke emas karena itu adalah aset yang tidak bergantung pada stabilitas politik," jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa permintaan terhadap aset yang stabil, menghasilkan hasil, dan tidak berdaulat kemungkinan akan terus meningkat. Salah satu pemicu utamanya adalah usulan tarif internasional yang meskipun ditunda sementara, tetap menjadi sumber ketidakpastian yang signifikan.

Elliott mengatakan bahwa faktor tarif masih berpotensi mendorong reli emas lebih lanjut.

"Ketidakpastian tarif akan tetap ada setidaknya hingga jeda 90 hari berakhir pada Juli. Selama itu, tekanan terhadap harga emas kemungkinan akan tetap tinggi," jelasnya.

Saat ini, para analis memantau dengan ketat pergerakan emas yang disebut-sebut sudah mendekati ambang US$3.500.

"Kita sekarang sangat dekat untuk menembus $3.500 untuk pertama kalinya, dan dengan dua pergerakan terkini sebesar 3% dalam satu hari, keyakinan meningkat bahwa kita akan melihat emas memecahkan rekor lainnya dalam waktu dekat," tambah Elliott.

Halaman
  1. 1
  2. 2
  3. 3
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper