Bisnis.com, JAKARTA – Peningkatan harga emas dapat menjadi katalis tersendiri bagi emiten tambang emas, termasuk emiten kongsi Grup Bakrie dan Grup Salim, PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS).
Saat ini harga emas sedang melesat hingga mencetak rekor tinggi. Dilansir dari Bloomberg, harga emas global naik 2,1% menjadi US$3.244,15 pada perdagangan Jumat (11/4/2025).
Angka tersebut memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa yang tercapai sehari sebelumnya. Harga emas mencatatkan kenaikan mingguan lebih dari 6% secara mingguan.
Berita aksi Blackrock di saham Bakrie-Salim menjadi salah satu artikel pilihan Bisnis Indonesia Premium. Berikut adalah rangkumannya untuk edisi Minggu (13/4/2024).
Baca Juga
1. Katalis PGN (PGAS): dari Proyek Strategis hingga Keuntungan Berdenominasi dolar AS
PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) atau PGN diyakini berpotensi melanjutkan catatan positif pada kinerja keuangan sepanjang 2025.
Kans itu antara lain ditopang oleh peningkatan volume penjualan dan transmisi gas, serta pengembangan proyek strategis.
Andhika Audrey, analis Panin Sekuritas, menjelaskan pihaknya tetap memberikan pandangan positif terhadap prospek saham emiten Grup Pertamina itu lantaran hadirnya sejumlah faktor tersebut.
2. Gerak Investor Kakap di Balik ANTM yang Lanjutkan Tren Positif saat IHSG Tertekan
Sederet investor kakap aktif menambah kepemilikan di saham PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) saat mencatatkan kinerja positif dalam sepekan terakhir atau pekan pertama perdagangan April 2025.
Pada pekan ini atau setelah periode libur Lebaran 2025, saham emiten produsen emas pelat merah itu tercatat menguat 3,36%.
Kendati sempat terkoreksi dari Rp1.635 menuju level Rp1.400 pada hari perdana perdagangan, Selasa (8/4/2025), harga saham ANTM tercatat rebound dan mencapai level Rp1.690 pada penutupan perdagangan kemarin, Jumat (11/4/2025).
3. Aksi BlackRock di Saham Kongsi Grup Bakrie & Salim (BRMS) Kala Tersengat Harga Emas
Harga saham BRMS hingga penutupan perdagangan Jumat (11/4/2024) parkir di zona hijau, hingga level Rp348, dengan peningkatan harga 16%.
Analis Maybank Sekuritas Indonesia Hasan Barakwan merekomendasikan buy untuk BRMS dengan target harga Rp480 per lembar.
“Lintasan harga emas yang kuat semakin memperkuat pandangan positif kami terhadap BRMS, karena akan memberikan penyangga yang kuat terhadap laba di masa mendatang,” tulisnya dalam riset.
4. Hilal Internet Murah Emiten Hashim Djojohadikusumo (WIFI), Gandeng NTT East dan Right Issue
Ambisi emiten terafiliasi Hashim Djojohadikusumo, PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) atau Surge untuk menghadirkan dan ekspansi internet murah mulai menunjukkan hilal.
WIFI melakukan dua aksi korporasi sekaligus yakni menggandeng investor jepang, NTT East dan menggelar right issue.
Pada penutupan pasar, Jumat (11/4), saham WIFI dihargai Rp2.250 per lembar, naik 13,64%. Dengan harga itu, saham WIFI sudah naik hingga 448,78% sejak awal tahun (YtD).
5. Pertaruhan Indocement (INTP) di Program Tiga Juta Rumah Prabowo
Program tiga juta rumah serta serangkaian stimulus ekonomi yang dijalankan pemerintahan Prabowo-Gibran diharapkan menjadi angin segar bagi emiten semen, tak terkecuali PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) yang menaruh harapan besar terhadap program ini.
Meski demikian, analis menilai program tiga juta rumah belum cukup menyelesaikan masalah struktural industri semen lantaran dampak dari program ini membutuhkan waktu lama.
Saat ditemui baru-baru ini di Jakarta, Direktur Utama Indocement Tunggal Prakarsa Christian Kartawijaya mengatakan bahwa pelaku pasar berharap bahwa inisiatif tersebut mampu menyerap kelebihan pasokan yang selama ini membayangi industri.