Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto secara blak-blakan menanggapi pertanyaan terkait indeks harga saham gabungan (IHSG) yang merosot tajam atau anjlok dalam beberapa waktu terakhir akibat sentimen domestik dan global.
Diberitakan sebelumnya, IHSG terus melorot pada perdagangan Selasa (18/3/2025). Indeks komposit sudah anjlok 5% sehingga BEI melakukan pembekuan perdagangan bursa sementara atau trading halt.
Dalam wawancara eksklusif bersama tujuh pemimpin media massa nasional di kediamannya di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Minggu (6/4/2025), Prabowo menekankan bahwa fluktuasi pasar saham adalah hal yang wajar dan mencerminkan mekanisme pasar yang selalu bergerak dalam siklus.
Menurut Prabowo, pasar saham berbeda dengan investasi langsung (direct investment), terutama dari sisi orientasi jangka waktu dan strategi keuntungan.
“Orang yang masuk pasar saham dia itu cari untung secepat-cepatnya. Ini kalau kita bedakan dengan direct investment bedanya adalah ini [saham] cari untung cepat kalau ini [direct investment] dia punya rencana ‘saya bikin pabrik, bahan bakunya ini’. Bahan baku bauksit lah, nikel lah, bahan baku batu bara lah. Ini bahan baku, ini pabrik, ini distribusi, marketing, ini untung saya 5 tahun, 10 tahun, 30 tahun. Jadi kita bedakan,” kata Prabowo dalam video yang diunggah di Youtube Narasi TV, Senin (7/4/2025).
Lebih jauh, orang nomor satu di Indonesia itu menyampaikan bahwa dirinya tidak terlalu khawatir terhadap gejolak di pasar saham karena melihat fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat.
Baca Juga
“Kalau saya lihat fundamental kita kuat. Apa yang terjadi di pasar saham kita punya kekuatan dan kita akan investasi. Orang selalu bicara kalau pasar saham jatuh, kalau pasar saham naik orang diem. Iya kan? Waktu sempat beberapa hari yang lalu kan turun ‘uwuwuwuwu’ ya kan, ekonomi Indonesia kacau, gelap, Prabowo gagal blablabla. Begitu beberapa hari naik lagi diam nggak ada yang komentar,” imbuhnya.
Lebih lanjut kemudian membandingkan situasi dengan kondisi pasar saham Amerika Serikat (AS), serta mengomentari strategi ekonomi Presiden AS Donald Trump.
Menurutnya, hal tersebut bukan alasan untuk panik, baik bagi Amerika maupun Indonesia. Apalagi, kata Prabowo, Trump justru tengah giat merancang kebijakan demi memperkuat ekonomi negara paman Sam tersebut.
“Sekarang pasar saham di Amerika turun jauh sekali. Tapi pandangannya Trump ini pada saatnya akan naik lagi karena dia melakukan hal-hal yang dia anggap memperkuat ekonomi Amerika,” katanya.
Menurutnya, fluktuasi dalam pasar saham adalah bagian dari dinamika yang normal. Ia menegaskan bahwa Indonesia tidak seharusnya larut dalam ketakutan berlebihan terhadap kondisi tersebut, apalagi jika dilihat dari sisi kekuatan ekonomi nasional.
“Ini jawaban saya soal pasar modal. Jadi makanya saya tuh enggak terlalu takut sama pasar modal karena Indonesia punya kekuatan yang kita sadar ya,” ucapnya.
Prabowo juga mengkritisi mentalitas rendah diri yang kerap melekat dalam cara pandang sebagian elite di Indonesia terhadap kemampuan bangsa sendiri.
“Kita jangan punya rasa rendah diri. Kita kayaknya diprogram bangsa kita, elite kita juga bahwa kita ini lemah, kita kalah, kita ini dijajah,” tegasnya.
Tak hanya itu, dia turut menanggapi kritik soal utang negara, Prabowo menegaskan bahwa posisi Indonesia masih termasuk aman dibandingkan banyak negara lain di dunia.
“Lho, kita utang besar. utang kita dibandingkan dengan banyak negara utang kita salah satu yang secara perbandingan itu terkecil di dunia hanya 4—5 negara, lebih kecil dari kita. Inflasi kita terendah di dunia. Orang-orang ingin belajar bagaimana Indonesia mengendalikan inflasi. Anda lihat. Inflasi Turki 44%. Dia udah hebat ini. Dia turun dari 85%. Argentina 117% dia udah turun. Gak tahu 300% dia,” tuturnya
Oleh sebab itu, Prabowo mengajak seluruh pihak untuk melakukan introspeksi terhadap kesalahan sistemik yang telah terjadi dalam beberapa dekade terakhir, alih-alih menyalahkan satu pihak semata.
Menurutnya, Indonesia telah banyak melakukan kesalahan atau blunder dalam pengelolaan negara, dan hal itu seharusnya menjadi pembelajaran bersama, bukan hanya dibebankan kepada satu figur presiden.
“Jadi kita ini harus jangan terlalu takut bahwa dunia ini tidak baik-baik saja. Kita penuh dengan kesulitan. Kita penuh dengan terus terang aja kita koreksi diri ya sebagai bangsa selama 30 tahun ini kita banyak melakukan blunder,” ucapnya.
Lebih lanjut, Presiden Ke-8 RI itu menegaskan pentingnya sikap terbuka dalam menghadapi kegagalan masa lalu dan tidak mencari kambing hitam secara sepihak.
“Kita akui saja jangan salah siapa presiden. Masa satu presiden bertanggung jawab antara semua? Ini banyak blunder dan ini juga salah,” ujarnya.
Tak hanya itu, Prabowo secara gamblang mengkritik kalangan intelektual yang dinilainya kurang aktif memberikan koreksi atau peringatan ketika kebijakan negara menyimpang.
“Saya juga ‘Hei, para teknokrat. Hei, para profesor. Hei, para guru besar kenapa kau tidak koreksi, kenapa kau tidak ingatkan pada saat dilakukan penyimpangan-penyimpangan, pada saat dilakukan blunder-blunder yang macam-macam lah kita bisa uraikan,” pungkas Prabowo.