Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas menguat pada perdagangan Rabu (12/3/2025), didorong oleh ketidakpastian kebijakan tarif serta data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan, yang mempertahankan ekspektasi pemangkasan suku bunga Federal Reserve.
Melansir Reuters, Kamis harga emas di pasar spot menguat 0,7% ke level US$2.935,59 per troy ounce, sementara kontrak berjangka emas AS ditutup menguat 0,9% di US$2.946,80 per troy ounce.
epala Strategi Komoditas TD Securities Bart Melek mengatakan masih ada kekhawatiran bahwa tarif impor akan terus berlanjut dan berpotensi memicu inflasi dalam jangka panjang.
Laporan terbaru menunjukkan indeks harga konsumen (CPI) AS hanya naik 0,2% pada Februari 2025 secara month to month (MtM), melambat dari 0,5% pada Januari. Meski demikian, dampak positif ini kemungkinan hanya bersifat sementara, mengingat tarif impor yang lebih agresif diperkirakan akan meningkatkan biaya barang dalam beberapa bulan mendatang.
”Inflasi yang lebih rendah memberi Federal Reserve fleksibilitas lebih besar untuk memangkas suku bunga,” ungkap Melek.
Tahun lalu, The Fed memangkas suku bunga sebesar 100 basis poin, dan pasar keuangan memperkirakan pemangkasan lebih lanjut akan dimulai Juni setelah sempat terhenti pada Januari.
Baca Juga
Dalam lingkungan suku bunga rendah, emas yang tidak memberikan imbal hasil cenderung lebih menarik bagi investor. Logam mulia ini juga dipandang sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik.
Para pelaku pasar kini menunggu rilis data Indeks Harga Produsen (PPI) dan klaim pengangguran mingguan AS pada Kamis, yang dapat memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter The Fed.
Di sisi kebijakan perdagangan, tarif baru Presiden Donald Trump terhadap seluruh impor baja dan aluminium AS mulai berlaku pada Rabu. Langkah ini semakin memperketat perang dagang global dan langsung dibalas dengan tindakan serupa dari Uni Eropa.