Bisnis.com, JAKARTA – PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) bakal menggelar rapat umum pemegang saham tahunan atau RUPST pada April 2025.
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (11/3/2025), perseroan berencana menyelenggarakan RUPST pada 29 April 2025. Rapat akan berlangsung di Gedung Waskita Heritage, Jakarta Timur, pukul 14.00 WIB.
“Pemegang saham yang berhak hadir atau diwakili dalam RUPS adalah mereka yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan atau memiliki saldo rekening efek di KSEI hingga 26 Maret 2025,” tulis pengumuman WSKT.
Dalam pengumuman tersebut, perseroan belum memerinci mata acara yang akan dibahas dalam RUPST. Namun, Waskita memberikan kesempatan bagi pemegang saham untuk mengusulkan mata acara paling lambat 20 Maret 2025.
Jika berkaca dari rapat sebelumnya, Kementerian BUMN selaku pemegang saham Seri A Dwiwarna terakhir kali merombak kepengurusan Waskita pada 22 Mei 2024.
Melalui agenda tersebut, Kementerian BUMN memberhentikan dengan hormat I Gde Made Kartikajaya dari posisi komisaris. Keputusan itu membuat jumlah komisaris perusahaan berkurang dari 7 menjadi 6 kursi.
Baca Juga
Dari jajaran direksi, rapat mengangkat Ari Asmoko untuk menempati posisi Direktur Operasi I Waskita Karya. Rapat juga menetapkan Anton Rijanto untuk mengemban tugas sebagai Direktur Risk Management, Legal dan QSHE.
Dengan keputusan itu, rapat memberhentikan dengan hormat Ratna Ningrum yang sebelumnya menjabat Direktur HCM, Pengembangan Sistem dan Legal, serta Direktur Operasi I dan QSHE yakni I Ketut Pasek Senjaya Putra.
Di sisi lain, RUPST mendatang kemungkinan besar akan membahas kinerja keuangan yang diraih perusahaan sepanjang tahun lalu. Berdasarkan catatan Bisnis.com, WSKT mencatat rugi bersih sebesar Rp3 triliun sepanjang 2024. Angka ini lebih rendah dibandingkan kerugian tahun sebelumnya yang mencapai Rp4 triliun.
Direktur Utama Waskita Karya Muhammad Hanugroho mengatakan bahwa angka kerugian tersebut berdasarkan laporan keuangan 2024 yang belum diaudit.
“Ini berdasarkan [laporan] unaudited untuk tahun 2024, kami masih mengalami kerugian sekitar Rp3 triliun,” ungkap Hanugroho dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi VI DPR di Jakarta, Rabu (5/3/2025).
Berdasarkan data yang dipaparkan, Waskita Karya mengantongi pendapatan sebesar Rp10,6 triliun pada 2024 atau turun dari tahun sebelumnya yang meraih Rp11 triliun.
Adapun dari sisi neraca keuangan, WSKT mencatat total aset sebesar Rp79,1 triliun atau turun sekitar 17,26% year on year (YoY). Liabilitas juga turun 19,15% YoY menjadi Rp70,5 triliun, dengan ekuitas mencapai Rp8,7 triliun atau melemah 33,33% YoY.
Di tengah kinerja keuangan yang masih tertekan, Hanugroho atau akrab disapa Oho menyatakan bahwa industri konstruksi juga dihadapkan pada tantangan penurunan pasar konstruksi yang terdampak program efisiensi pemerintah.
Situasi tersebut membuat Waskita harus jeli mencari peluang baru dengan menggeser fokus ke departemen atau kementerian lainnya guna memperoleh proyek baru.
“Di tengah kondisi bahwa adanya program efisiensi industri konstruksi, kami harus pandai-pandai bagaimana kami bisa mencari market baru,” pungkas Oho.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.