Bisnis.com, JAKARTA — Petinggi PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) serta PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) tercatat mulai memborong saham jelang momentum tebaran dividen serta buyback saham.
Berdasarkan keterbukaan informasi, Direktur Utama BRI Sunarso tercatat menjalankan transaksi pembelian saham BBRI sebanyak 212.800 lembar pada 4 Maret 2025 di harga Rp3.630 per lembar. Alhasil, Sunarso merogoh kocek Rp772,46 juta dalam transaksi tersebut.
"Tujuan transaksi adalah untuk investasi," kata Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi di keterbukaan informasi pada Jumat (7/3/2025).
Begitu juga dengan Direktur Utama BNI Royke Tumilaar yang memborong 186.200 lembar saham BBNI di harga Rp4.030 per lembar pada 28 Februari 2025. Ia merogoh kocek Rp750,38 juta dalam transaksi tersebut.
Selain Royke, Direktur BNI Hussein Paolo Kartadjoemena juga tercatat membeli saham BBNI dalam dua kali transaksi. Pertama, Hussein memborong 243.900 lembar saham BBNI pada 28 Februari 2025 di harga Rp4.100 per lembar.
Kedua, ia membeli 24.400 lembar saham BBRI pada 28 Februari 2025 di harga Rp4.110 per lembar. Ia merogoh kocek Rp1,1 miliar dalam dua kali transaksi tersebut.
Baca Juga
Geliat transaksi pembelian saham oleh petinggi BRI dan BNI dilakukan jelang momentum tebaran dividen tahun buku 2025.
BRI bakal membagikan dividen dengan besaran yang diusulkan dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) minimal 85% dari laba bersih Rp60,15 triliun sepanjang 2024 lalu. Adapun, RUPST BRI akan diselenggarakan pada 24 Maret 2025 mendatang.
BNI juga akan menyelenggarakan RUPST pada 26 Maret 2025 mendatang. RUPST BNI juga diagendakan akan meminta persetujuan penggunaan laba bersih BNI tahun buku 2024, yang lazimnya mencakup besaran pembayaran dividen.
Selain tebaran dividen, dalam RUPST, kedua emiten bank pelat merah ini juga akan menggelar pembelian saham kembali atau buyback. BRI menyiapkan dana Rp3 triliun untuk buyback saham. Lalu, BNI mengalokasikan Rp1,5 triliun untuk buyback saham.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.