Bisnis.com, JAKARTA — PT Indomobil Multi Jasa Tbk. (IMJS) berencana untuk menggelar rights issue atau penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PHMETD) IV awal tahun ini.
Lewat keterbukaan informasi, manajemen IMJS berencana untuk menerbitkan sebanyak-banyaknya 3 miliar saham baru, dengan nominal Rp200 per saham.
Harga penawaran akan ditetapkan dan diumumkan kemudian dalam prospektus belakangan.
“Dana yang diperoleh setelah dikurangi biaya-biaya terkait rights issue akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan serta pengembangan usaha perseroan, baik langsung ataupun tidak langsung melalui entitas anak,” tulis manajemen dalam keterbukaan informasi, Kamis (6/3/2025).
Manajemen berharap rights issue ini bakal berdampak positif bagi pertumbuhan usaha perseroan.
“Peningkatan modal perseroan dalam jangka panjang diharapkan dapat meningkatkan daya saing usaha dan peningkatan hasil investasi bagi pemegang saham perseroan,” tulis manajemen.
Baca Juga
Dengan dilakukannya rights issue, maka pemegang saham perseroan yang tidak melaksanakan haknya untuk melakukan pembelian saham baru sesuai dengan HMETD yang dimilikinya akan mengalami penurunan persentase kepemilikan saham atau dilusi.
Dari lantai bursa pada pukul 15.37 WIB, saham IMJS terbang 32,64% pada perdagangan hari ini ke level Rp191 per saham atau 47 poin. Sejak awal tahun, saham IMJS telah menguat 28,19%.
Di sisi lain, perseroan bakal meminta persetujuan dari pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) yang rencanannya akan diselenggarakan pada Senin (14/4/2025).
Sampai akhir September 2024, IMJS mencatatkan laba bersih sebesar Rp102,14 miliar, naik 2,94% dibandingkan dengan catatan laba periode yang sama tahun sebelumnya di angka Rp99,22 miliar.
Sementara itu, IMJS membukukan total liabilitas sebesar Rp25,83 triliun, yang berasal dari liabilitas jangka pendek sebesar Rp11,94 triliun dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp13,88 triliun per September 2024.
Adapun, total ekuitas yang dihimpun IMJS sampai 30 September 2024 sebanyak Rp4,61 triliun. Pencatatan ekuitas ini bergerak turun dari posisi yang berakhir 31 Desember 2023 di level Rp4,73 triliun.