Bisnis.com, JAKARTA — Peresmian Bullion Bank atau Bank Emas oleh Presiden RI Prabowo Subianto besok, Rabu (26/2/2025), diproyeksi menjadi katalis positif bagi saham emiten yang menjalankan bisnis tambang emas.
Analis sekaligus Founder Stocknow.id Hendra Wardana mengatakan bahwa peresmian Bank Emas akan menjadi katalis positif bagi emiten tambang logam seperti PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA), dan PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS).
Dia mengatakan bahwa Bank Emas berdampak positif bagi ANTM, mengingat perusahaan itu salah satu pemain utama dalam industri emas di Indonesia.
"Dengan Bullion Bank, permintaan terhadap emas fisik dan produk turunannya dapat meningkat, yang pada gilirannya bisa memperbaiki margin keuntungan ANTM," katanya kepada Bisnis, Selasa (25/2/2025).
Selanjutnya untuk HRTA sebagai produsen dan distributor perhiasan emas, akan memiliki peluang besar untuk mendapatkan manfaat dari Bullion Bank atau Bank Emas.
Hendra menyebut dengan akses permodalan yang lebih baik serta kemudahan dalam transaksi emas, HRTA dapat meningkatkan volume penjualan yang pada akhirnya memperbaiki prospek bisnisnya.
Lebih lanjut, dia mengungkap apabila sentimen positif dari Bullion Bank terus berlanjut, tidak menutup kemungkinan saham HRTA juga akan ikut terdorong ke arah yang lebih baik.
Untuk BRMS sebagai emiten yang fokus pada eksplorasi dan produksi emas, juga berpotensi diuntungkan dari stabilitas harga emas yang lebih terjaga serta potensi peningkatan investasi pada sektor tersebut.
Selain emiten terkait pertambangan, Hendra juga melihat emiten bank seperti PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) yang telah mendapatkan izin untuk menjalankan kegiatan usaha Bullion berpotensi mendapatkan keuntungan besar, terutama dalam hal peningkatan transaksi berbasis emas, baik dalam bentuk tabungan, investasi, maupun pembiayaan berbasis emas.
Meski Bullion Bank menjadi katalis positif, masih ada beberapa tantangan yang tetap harus diperhatikan ke depan, seperti regulasi ketat terkait transaksi emas, dan volatilitas harga emas global.
Belum lagi, efektivitas implementasi dari Bullion Bank itu sendiri perlu dicermati dalam mendorong pertumbuhan sektor emas domestik.
"Apabila pasar melihat implementasi Bullion Bank berjalan lancar dan memberikan dampak nyata, maka saham-saham terkait emas berpotensi mengalami kenaikan dalam jangka menengah hingga panjang," ucapnya.
Senada dengan itu, Head of Investment Specialist Maybank Sekuritas Indonesia Fath Aliansyah mengatakan adanya Bullion Bank atau Bank Emas, maka permintaan dari sisi emas diperkirakan akan meningkat seiring dengan kenaikan harga emas internasional.
"Perusahaan seperti ANTM dan HRTA yang memang menjadi salah satu yang terimbas dari permintaan emas ini seharusnya akan mendapatkan sentimen yang positif," ujarnya.
Menurutnya hal yang perlu diperhatikan saat ini adalah ekspektasi perkiraan permintaan dari sisi lokal yang akan berimbas pada potensi penjualan kedua emiten tersebut.
Adapun Hendra dari Stocknow mengatakan bahwa secara teknikal, saham ANTM layak untuk diperhatikan dengan strategi speculative buy pada level Rp1.785.
Selanjutnya, dia menambahkan bahwa saham BRMS juga menarik untuk buy on weakness pada level Rp390 dengan target harga Rp440. Lalu, saham BRIS juga menarik untuk buy on weakness pada level harga Rp2.900 dengan target harga Rp3.200.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.