Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sinyal Damai Rusia-Ukraina, Cek Sektor Saham yang Bakal Rebound

Sejumlah sektor saham berpotensi mendapatkan sentimen positif apabila perang Rusia dan Ukraina berakhir damai.
Warga mengakses data saham menggunakan perangkat komputer jinjing dan telepon pintar di Jakarta, Minggu (2/2/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga mengakses data saham menggunakan perangkat komputer jinjing dan telepon pintar di Jakarta, Minggu (2/2/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Perang Rusia dan Ukraina yang telah berlangsung sejak 2022 kini berpotensi berakhir. Apabila perang benar-benar berakhir, sejumlah sektor saham berpotensi mendapatkan sentimen positif.

Potensi berakhirnya perang Rusia dan Ukraina mencuat ketika Presiden AS, Donald Trump memerintahkan para pejabat tinggi AS untuk memulai pembicaraan untuk mengakhiri perang.

Melansir Reuters, Kamis (13/2/2025), Trump juga mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menyatakan keinginannya untuk perdamaian melalui panggilan telepon terpisah dengannya pada Rabu (12/2/2025) waktu setempat. 

Setelah berbicara dengan Putin selama lebih dari satu jam, Trump mengatakan pemimpin Rusia, yang melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada 2022, ingin perang diakhiri dan mereka mendiskusikan gencatan senjata dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Kemudian, Menteri Pertahanan Trump sebelumnya mengatakan Kyiv harus melepaskan tujuan lamanya untuk bergabung dengan aliansi militer NATO dan mendapatkan kembali seluruh wilayahnya yang direbut oleh Rusia, yang menandakan perubahan dramatis dalam pendekatan Washington terhadap konflik tersebut. 

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer mengatakan adanya potensi berakhirnya perang Rusia dan Ukraina bisa meningkatkan sentimen positif indeks harga saham gabungan (IHSG). "Ini karena penurunan risiko geopolitik dan stabilisasi harga komoditas global, seperti minyak, gas, bijih besi," ujarnya, Senin (17/2/2025).

Adapun, apabila perang benar-benar berakhir, sejumlah sektor yang sebelumnya tertekan, seperti transportasi, baik emiten maskapai dan logistik, serta manufaktur akan diuntungkan. Sebab, akan ada penurunan biaya energi dan pemulihan rantai pasok.

Kemudian, saham-saham energi terbarukan dan konstruksi seperti PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) juga berpeluang naik karena proyek infrastruktur bisa kembali dipacu.

Selain itu, sektor perbankan seperti PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) bisa diuntungkan dari penurunan suku bunga global jika inflasi mereda.

"Secara umum, IHSG berpeluang menguat dengan catatan momentum pemulihan ekonomi domestik tetap terjaga," tutur Miftahul.

Namun, menurutnya saham-saham komoditas kemungkinan akan koreksi akibat penurunan harga global. 

Equity Research Analyst Panin Sekuritas Felix Darmawan juga mengatakan jika perang Rusia dan Ukraina benar-benar berakhir, dampaknya ke IHSG bisa cukup signifikan, terutama dari sisi stabilitas ekonomi global, aliran modal, dan harga komoditas.

Menurutnya, perang yang berlangsung sejak 2022 telah menyebabkan gangguan rantai pasok global, lonjakan harga energi dan pangan, serta meningkatkan ketidakpastian ekonomi dunia.

"Ketika konflik berakhir, pasar keuangan global cenderung merespons positif karena risiko geopolitik berkurang, inflasi global bisa lebih terkendali, dan kebijakan moneter bank sentral, seperti The Fed dan ECB, mungkin lebih longgar," ujarnya, Senin (17/2/2025).

Dalam konteks Indonesia, berakhirnya perang menurutnya bisa berdampak pada peningkatan arus dana asing ke pasar modal, menguatkan nilai tukar rupiah, serta meningkatkan optimisme investor terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.

"Jika capital inflow mulai masuk kembali ke emerging markets, termasuk Indonesia, maka IHSG [indeks harga saham gabungan] berpotensi mengalami penguatan yang lebih stabil," tuturnya.

Namun, pergerakan pasar tetap harus memperhitungkan faktor lain seperti kebijakan suku bunga global dan pemulihan ekonomi pascakonflik.

Adapun, pada perdagangan hari ini, Senin (17/2/2025), IHSG mencatatkan kinerja moncer. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG menguat 2,9% ditutup di level 6.830,88. Selain itu, nilai tukar rupiah ditutup menguat 0,14% ke level Rp16.228 per dolar AS hari ini.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper