Bisnis.com, JAKARTA — Mayoritas bursa Asia ditutup menguat pada Jumat (14/2/2025) seiring dengan reaksi positif pasar terhadap tanda-tanda penerapan tarif timbal balik Amerika Serikat yang mungkin akan berlaku dalam beberapa minggu ke depan.
Hal itu meningkatkan prospek negosiasi yang dapat mengurangi sanksi terhadap tarif tersebut.
Mengutip Bloomberg, indeks Kospi Korea Selatan naik 0,31% pada level 2.5491,05, sedangkan indeks S&P/ASX 200 Australia terpantau menguat 0,19% pada kisaran 8.555,81.
Selanjutnya, indeks komposit Shanghai China terpantau naik 0,43% ke level 3.346,72. Kemudian, indeks Hang Seng Hong Kong ditutup naik 3,30% ke level 22.533,77.
Sementara itu, indeks Topix Jepang ditutup melemah 0,23% ke level 2.759,21, sedangkan indeks Straits Times STI Singapura turun 0,19% pada level 3.875,05.
Dukungan terhadap pasar ekuitas menunjukkan investor fokus pada spekulasi bahwa perundingan tersebut mungkin akan mengurangi dampak tarif, dan mencerminkan respons terhadap penundaan tarif yang dilakukan Kanada dan Meksiko pada awal bulan ini.
Baca Juga
Indeks Bloomberg Dollar Spot telah turun sekitar 2,5% dari level tertingginya di bulan Februari karena investor kembali bertaruh bahwa Trump bertekad untuk meningkatkan tarif global sebagai bagian dari kebijakan “America First” miliknya.
"Fakta bahwa ini adalah pendekatan Trump yang lambat, dengan kemungkinan banyak tarif akan dihapuskan, mendukung sentimen pasar," kata Kyle Rodda, analis pasar senior di Capital.com.
Pekerjaan yang diperlukan untuk mengusulkan tarif timbal balik akan dilakukan setiap negara dan dapat memakan waktu hingga bulan April untuk diselesaikan, kata Howard Lutnick, calon Trump untuk memimpin Departemen Perdagangan.
Komentar tersebut menyusul berita bahwa Trump telah memerintahkan pemerintahannya untuk mempertimbangkan tarif timbal balik terhadap sejumlah mitra dagangnya, dan menyebut Jepang dan Korea Selatan sebagai negara yang dia yakini mengambil keuntungan dari AS.
Sebanyak 92% dari 153 responden survei Bloomberg memperkirakan tarif AS akan diterapkan dalam waktu enam bulan. Lebih dari separuh peserta memperkirakan AS akan mengenakan tarif setidaknya pada beberapa negara dan lebih dari sepertiganya memperkirakan tarif universal juga akan diberlakukan.
Pada pasar Asia, saham-saham China di Hong Kong melanjutkan kenaikannya baru-baru ini karena meningkatnya kemampuan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di negara tersebut meningkatkan optimisme terhadap prospek pasar.
Indeks Hang Seng China Enterprises melonjak sebanyak 3% pada Jumat (14/2/2025), semakin mendekati puncaknya di bulan Oktober menyusul ledakan stimulus. Apple Inc. sedang berupaya menghadirkan fitur AI-nya ke China pada pertengahan tahun ini.
Jefferies Financial Group Inc. memperingatkan dana ritel yang mengalir ke reksa dana saham India berisiko mereda karena tingkat pengembalian pasar menurun. Penurunan saham-saham India yang terus berlanjut telah menghapus nilai pasar lebih dari US$600 miliar sejak mencapai puncaknya pada akhir September. Indeks acuan BSE Sensex turun untuk sesi kedelapan berturut-turut.
Trump dan Perdana Menteri India Narendra Modi sepakat untuk memulai negosiasi untuk mengatasi defisit perdagangan AS, dengan presiden AS berupaya mengurangi pajak impor dan Modi fokus pada peningkatan perdagangan keseluruhan antar negara.