Bisnis.com, JAKARTA — Entitas Grup Salim, PT Mega Akses Persada yang merupakan anak usaha PT Indoritel Makmur Internasional Tbk. (DNET) mengantongi fasilitas kredit dengan plafon hingga Rp5,9 triliun.
Perjanjian pembiayaan itu ditandatangani PT Mega Akses Persada atau Fiberstar dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) pada 20 Januari 2025.
Fasilitas pembiayaan term loan dari Bank Mandiri dan BSI kepada anak usaha DNET itu mencakup tiga tranche. Pertama, tranche A dengan limit sebesar Rp2,75 triliun. Kedua, tranche B dengan limit Rp1,5 triliun. Ketiga, tranche dengan limit Rp1,65 triliun.
Jangka waktu fasilitas tersebut maksimal 14 tahun sejak tanggal penandatanganan perjanjian pembiayaan, termasuk availability period. Pinjaman tersebut bersifat non-revolving.
Sekretaris Perusahaan Indoritel Makmur Internasional Kiki Yanto Gunawan menjelaskan masing-masing tranche tersebut memiliki tujuan pembiayaan tersendiri.
“Tranche A untuk pembiayaan kembali [refinancing] atas peralatan jaringan fiber optic,” jelasnya dalam keterbukaan informasi, Selasa (21/1/2025).
Sementara itu, pembiayaan tranche B untuk belanja modal Fiberstar pada 2025—2026 dan tranche C untuk belanja modal Fiberstar periode 2026—2027.
Fasilitas pembiayaan dari Bank Mandiri dan BSI itu mematok suku bunga tetap sebesar 7,5% per tahun dan suku bunga floating. Untuk suku bunga floating disepakati ketentuan reference rate (BI Rate) ditambah margin minimal 1% per tahun.
“Perolehan pinjaman akan secara langsung menunjang kegiatan operasional entitas anak perseroan,” imbuh Kiki.
DNET sebagai entitas Grup Salim mendirikan anak usaha PT Mega Akses Persada atau Fiberstar untuk menjalankan bisnis infrastruktur telekomunikasi melalui jaringan serat optik pada 2014.
Genap berusia satu dekade pada 2024, Fiberstar berkembang menjadi salah satu penyedia layanan infafrastruktur serat optik dengan skala nasional. Hingga akhir 2023, homepass Fiberstar mencapai 1,9 juta yang tersebar di 135 kota dan 17 provinsi. Pada 2024, Fiberstar berinisiatif melakukan penambahan 1 juta homepass pada sehingga memiliki total 2,8 homepass.
Ambisi Fiberstar untuk memperbanyak homepass juga didukung oleh induk usahanya. Dalam paparan publik baru-baru ini, Direktur Indoritel Makmur Internasional Harjono Wreksoremboko mengatakan belanja modal (capital expenditure/capex) untuk ekspansi Fiberstar dialokasikan sekitar Rp1 triliun pada 2024.
Rencananya, Fiberstar akan menambah panjang gelaran kabel 5.000 km pada tahun ini sehingga mencapai total 49.000 km pada akhir 2024 dari 43.918 km pada 2023. Sementara itu, target sambungan pelanggan (home connected) pada 2024 sebanyak 500.000 unit atau naik 48,44% year-on-year (YoY).
Dia mengatakan FiberStar berkontribusi signifikan terhadap pendapatan DNET. Penambahan home connected Fiberstar yang 71,97% sahamnya digenggam oleh DNET diharapkan berimbas positif terhadap top line perseroan.
DNET mencatat pendapatan Fiberstar mencapai Rp1,13 triliun pada 2022 dan Rp1,39 triliun pada 2023. Pada 2023, sebesar 49,3% pendapatan Fiberstar berasal dari PT Cyberindo Aditama atau CBN Fiber sebagai pelanggan utama.