Bisnis.com, JAKARTA – Penerapan cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MDBK) diperkirakan memberikan dampak negatif terhadap kinerja PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO).
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan mengungkapkan implementasi cukai MBDK akan dimulai semester II/2025. Melalui kebijakan ini, penerimaan negara dari cukai minuman berpemanis ditaksir mencapai Rp3,8 triliun.
Target cukai minuman berpemanis juga telah ditetapkan Presiden Prabowo Subianto dalam Peraturan Presiden (Perpres) No. 201/2024 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2025.
Menyoroti hal tersebut, Investment Analyst Lead Stockbit Edi Chandren menuturkan estimasi dampak negatif cukai MBDK bagi profitabilitas perusahaan konsumer baru bisa dihitung usai pemerintah merilis aturan terknis perhitungang cukai.
Kendati demikian, secara kualitatif, dampak negatif dari kebijakan itu dapat diminimalkan dengan peluncuran produk sejenis dengan gula rendah, dan perusahaan dapat meneruskan sebagian beban cukai ke harga jual produk.
Edi menilai bahwa emiten yang akan terdampak cukup serius dari penerapan cukai minuman berpemanis adalah MYOR dan SIDO. Sebab, keduanya memiliki produk yang terekspos oleh cukai berpemanis lebih dari 15%.
“MYOR yang memiliki produk terekspos cukai MBDK sebesar 25%-30% dari total pendapatan berpotensi merasakan dampak terbesar dari penerapan cukai ini, diikuti oleh SIDO yang memiliki eksposur sebesar 15%-20% pendapatan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip pada Selasa (14/1/2025).
Di sisi lain, sebelum cukai MBDK diterapkan, pemerintah bakal menyiapkan sederet aturan turunan seperti Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Menteri Keuangan (PMK) hingga peraturan direktur jenderal (Perdirjen).
“Dengan demikian, cukai MBDK tidak akan langsung dikenakan untuk semua minuman yang termasuk dalam kelompok MBDK,” kata Edi.
Dalam riset terpisah, analis Maybank Sekuritas Indonesia Willy Gautama menyebut salah satu risiko bagi emiten di sektor konsumer pada 2025 ialah penerapan cukai MBDK atau sugar tax. Selain itu, risiko juga berasal dari kenaikan harga bahan baku dan kompetisi pasar.
Di sektor ini, Maybank menjagokan saham MYOR dan ICBP sebagai pilihan teratas. Saham MYOR mendapat rekomendasi beli dengan target harga Rp3.500 per saham dan saham ICBP dengan target harga Rp14.000.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.