Bisnis.com, JAKARTA — Laba bersih PT United Tractors Tbk. (UNTR) naik tipis menjadi sebesar Rp15,59 triliun sepanjang Januari sampai September 2024.
Adapun, pendapatan bersih konsolidasian UNTR mencapai Rp99,6 triliun atau naik 2% year-on-year (YoY) atau dibandingkan dengan periode 9 bulan 2023 sebesar Rp97,59 triliun.
Pada saat yang sama, beban pokok pendapatan UNTR juga meningkat dari Rp71,92 triliun menjadi Rp73,84 triliun sepanjang Januari-September 2024.
Di sisi bottom line, laba setelah pajak yang didistribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih UNTR tercatat naik tipis 1,58% YoY menjadi Rp15,59 triliun per kuartal III/2024. Capaian itu belum mampu melampaui laba bersih UNTR pada 9 bulan 2022 sebesar Rp15,86 triliun.
Manajemen United Tractors menerangkan peningkatan pos pendapatan dan laba bersih itu didorong oleh peningkatan kinerja dari segmen kontraktor penambangan dan pertambangan emas dan mineral lainnya.
Di sisi lain, UNTR melaporkan terjadi penurunan kinerja pada segmen mesin kontruksi dan pertambangan batu bara.
“Volume penjualan alat berat Komatsu tercatat sebanyak 3.321 unit atau turun 24% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 4.365 unit,” tulis manajemen dalam keterbukaan informasi, Rabu (30/10/2024).
Sementara itu, pendapatan perseroan dari penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat turun 6% menjadi Rp8,4 triliun, dari posisi periode tahun sebelumnya di level Rp8,9 triliun.
Adapun, penjualan produk merek lainnya yaitu Scania terutama dari truk, turun dari 605 unit menjadi 298 unit dan penjualan produk UD Trucks turun dari 249 unit menjadi 156 unit yang disebabkan penurunan permintaan terutama di sektor pertambangan.
“Secara keseluruhan pendapatan unit usaha mesin konstruksi turun 8% menjadi Rp26,5 triliun dibandingkan dengan Rp28,7 triliun pada periode yang sama 2023,” tulis manajemen.
Ihwal kinerja kontraktor penambangan, UNTR lewat PT Pamapersada Nusantara (PAMA) dan anak usahanya, PT Kalimantan Prima Persada (KPP) mencatatkan kenaikan pendapatan yang signifikan.
Sampai dengan kuartal III/2024, PAMA membukukan pendapatan bersih sebesar Rp43,6 triliun, naik 11% dari Rp39,1 triliun pada periode yang sama tahun 2023.
Selain itu, volume pekerjaan pemindahan tanah atau overburden removal sebesar 9% menjadi 921 juta bank cubic meter (bcm) volume produksi batu bara untuk para kliennya sebesar 17% menjadi 111 juta ton dengan rata-rata stripping ratio sebesar 8,3 kali.
Sementara itu, unit usaha pertambangan batu bara UNTR mencatatkan penurunan pendapatan bersih 14% dibandingkan periode yang sama pada 2023 dari Rp24,0 triliun menjadi Rp20,6 triliun karena turunnya rata-rata harga jual batu bara.
UNTR malah mencatatkan peningkatan pendapatan dari lini pertambangan emas dan mineral lainnya sebesar 57% menjadi Rp6,7 triliun, yang sebagian besar disebabkan oleh peningkatan harga jual rata-rata emas sebesar 21% dari US$1.933 per ons menjadi US$2.330 per ons.
Adapun, dari segmen jasa kontruksi, UNTR lewat PT Acset Indonusa Tbk. (ACST) menghimpun pendapatan bersih sebesar Rp2,1 triliun, naik 37% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya di level Rp1,5 triliun.