Bisnis.com, JAKARTA — Lembaga pemeringkat Internasional Standard & Poor’s Global Ratings (S&P) menegaskan kembali peringkat BB+ terhadap peringkat utang PT Cikarang Listrindo Tbk. (POWR).
S&P turut merevisi outlook dari stabil menjadi positif sehingga peringkat itu makin mendekatkan rating perseroan ke investment grade.
Berdasarkan laporan S&P, kenaikan outlook perseroan dinilai terutama dari profil keuangan yang kuat didukung oleh arus kas operasional yang positif dan kebutuhan belanja modal yang moderat.
“Selama beberapa tahun terakhir leverage perseroan juga terus membaik dan perseroan juga dinilai memiliki sumber likuiditas yang memadai,” tulis manajemen lewat siaran pers, Senin (14/10/2024).
Dalam laporannya, S&P meyakini kinerja keuangan perseroan yang kuat dengan arus kas yang stabil, memungkinkan perseroan untuk melakukan refinancing atas surat utang (senior notes) 2026.
Manajemen POWR menilai positif pemeringkatan yang diberikan S&P tersebut. Peringkat anyar itu memperlihatkan kinerja keuangan yang tangguh dari perseroan.
“Apresiasi itu diharapkan menciptakan animo yang positif bagi investor apabila perseroan melakukan refinance di kemudian hari,” tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, POWR membidik dana hingga US$500 juta dari penerbitan surat utang global untuk kebutuhan refinancing.
Manajemen Cikarang Listrindo menyampaikan target tersebut bernilai lebih dari 50% nilai ekuitas perseroan yang tercatat US$704,12 juta pada 2023. Rencananya, surat utang global POWR akan membayar suku bunga tetap maksimal 7,00% per tahun.
"Dana yang diperoleh akan digunakan perseroan untuk melunasi sebagian atau keseluruhan atas surat utang 2026, termasuk bunga dan biaya lainnya," tulisnya dalam keterbukaan informasi, Kamis (10/10/2024).
Lebih terperinci, surat utang 2026 diterbitkan oleh anak usaha POWR, Listrindo Capital B.V. pada 14 September 2016. Surat utang tersebut diterbitkan senilai US$550 juta dengan tingkat suku bunga 4,95% yang dibayarkan dua kali dalam setahun.
Rencana penerbitan surat utang global POWR dilaksanakan untuk meningkatkan likuiditas dan untuk mendukung kebutuhan pembiayaan umum perseroan.
Selain menjaga likuiditas, POWR berharap penerbitan surat utang itu bisa memperpanjang periode jatuh tempo utang perseroan dengan skema pembayaran surat utang pada akhir jatuh tempo atau bullet payment.
Berdasarkan hitung-hitungan manajemen, setelah penerbitan surat utang diestimasi turun menjadi 3,9 kali dan 4,2 kali, rasio cepat 7,9 kali dari 8,3 kali, dan rasio lancar menjadi 9,3 kali dari 9,6 kali.
Adapun, rasio-rasio tersebut dapat berubah tergantung dengan jumlah yang digunakan untuk pembayaran utang, belanja modal di masa yang akan datang.