Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka menguat ke level 7.714,48 pada awal perdagangan Selasa (3/9/2024). Penguatan indeks sejalan dengan kenaikan saham BBRI, BMRI, TPIA, hingga BBNI.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG mencatatkan penguatan sebesar 0,26% atau 19,95 poin menuju posisi 7.714,48. Pada awal perdagangan, indeks komposit dibuka di level 7.694,53 dan sempat menyentuh level 7.726,66 setelah pembukaan.
Tercatat, sebanyak 212 saham menguat, 89 saham menurun, dan 237 saham bergerak di tempat. Adapun kapitalisasi pasar atau market cap berada pada level Rp13.186,93 triliun.
Dari jajaran saham berkapitalisasi pasar jumbo, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) memimpin dengan kenaikan sebesar 0,97% menuju level Rp5.225.
Posisi tersebut disusul oleh saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang membukukan penguatan 0,69% menuju level Rp7.250. Adapun saham PT Chandra Asri PAcific Tbk. (TPIA) naik 0,52% ke posisi Rp9.650 per saham.
Selanjutnya, ada saham PT Astra International Tbk. (ASII) yang membukukan kenaikan 0,48% menuju level Rp5.225 per saham dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) menguat sebesar 0,47% ke posisi Rp5.375 per saham.
Saham top gainers pada awal perdagangan dihuni PT Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk. (PGLI) yang naik 28,57% ke level Rp216. Posisi tersebut diikuti oleh saham PT Sumber Energi Andalan Tbk. (ITMA) yang mencatatkan peningkatan 11,59% ke Rp770.
Di sisi lain, penghuni saham paling boncos atau top losers adalah PT MNC Land Tbk. (KPIG) yang merosot 13,71% ke level Rp170. Sementara itu, saham PT Sentral Mitra Informatika Tbk. (LUCK) turun 11,76% menuju Rp75 per saham.
Tim Riset Reliance Sekuritas Indonesia memproyeksikan IHSG akan bergerak mixed dengan kecenderungan menguat dengan support berada di level 7,620 dan resistance 7.735.
“Rilis data inflasi sebesar 0.87% [year-to-date/YtD] atau masih dalam koridor target inflasi tahun 2024 yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 2.5±1% menjadi sentimen positif dari dalam negeri,” tulis riset Reliance Sekuritas.
---------------------------
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.