Bisnis.com, JAKARTA – Emiten BUMN PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) atau SIG bersiap memasok kebutuhan ekspor semen di pasar Amerika Serikat (AS) dalam waktu dekat.
Saat ini, SIG sedang menyelesaikan proyek pengembangan dermaga dan fasilitas produksi semen khusus di Tuban, Jawa Timur, yang ditargetkan beroperasi pada 2025. Fasilitas itu akan mendukung ekspor semen ke AS dengan target minimal 500.000 ton per tahun.
Proyek tersebut adalah bagian dari kerja sama antara PT Solusi Bangun Indonesia Tbk. (SMCB), selaku anak usaha SIG, dengan Taiheiyo Cement Corporation.
Direktur Keuangan dan Manajemen Portofolio SIG, Andriano Hosny Panangian, mengatakan perseroan siap memenuhi kebutuhan ekspor ke AS seiring penyelesaian proyek pengembangan dermaga dan fasilitas produksi semen khusus di Tuban.
“Kami berencana untuk segera meluncurkan ekspor perdana ke AS. Dari sisi sertifikasi produk, kami sudah bisa mendapatkan dan kami bisa menyelesaikan pembangunan jetty di Tuban untuk mendukung ekspor semen tipe 5 ke AS,” ujarnya, Jumat (30/8/2024).
Andriano menjelaskan pasar AS, khususnya di wilayah pesisir barat, sangat menjanjikan lantaran wilayah ini mengalami kelebihan permintaan hingga dua kali lipat. Selain itu, AS juga akan menjadi tuan rumah Olimpiade 2028 sehingga kebutuhan semen diramal meningkat.
Baca Juga
Pada saat bersamaan, pasokan semen ke Negeri Paman Sam juga terbatas karena ada regulasi yang melarang impor dari China. Akibatnya, AS mulai beralih ke negara Asia lain.
“Karena ada beberapa regulasi mereka [AS] tidak bisa lagi impor dari China, sehingga beralih ke beberapa negara lain di Asia. Mitra kami, Taiheiyo Cement, melakukan kerja sama untuk meng-offtake minimum sekitar 500.000 ton per tahun,” kata Andriano.
Dia menambahkan bahwa pasar semen tipe 5 AS akan cukup menguntungkan. Hal itu dipengaruhi oleh landed price ke AS mencapai US$120 per ton, sehingga mencerminkan profitabilitas yang hampir setara dengan margin produk curah di Indonesia.
SIG saat ini memiliki kapasitas ekspor sekitar 8 juta ton. Sampai dengan semester I/2024, perseroan telah meningkatkan pertumbuhan ekspor semen sekitar 4% dan terdapat peningkatan average selling price (ASP) hingga 2%.
Sementara itu, dari sisi kinerja, SIG mencatatkan laba bersih Rp501,47 miliar pada semester I/2024. Perolehan ini merosot 42,11% dari periode sama tahun lalu yaitu Rp866,23 miliar.
Penurunan laba bersih perseroan sejalan dengan kinerja pendapatan yang terkoreksi 3,64% year-on-year (YoY) menjadi Rp16,41 triliun. Penurunan disebabkan oleh penjualan semen kepada pihak ketiga yang turun 6,21% YoY menuju angka Rp12,21 triliun.
Beban pokok pendapatan yang turun 0,50% YoY menjadi Rp12,55 triliun, membuat SMGR mengakumulasikan laba kotor sebesar Rp3,85 triliun atau melemah 12,63% YoY.
Setelah dikurangi dengan berbagai beban lainnya, emiten pelat merah ini mencatatkan laba sebelum pajak penghasilan senilai Rp713,54 miliar. Capaian tersebut ambles jika dibandingkan dengan semester I/2023 yang meraup Rp1,3 triliun.
--
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.