Bisnis.com, JAKARTA - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mendapatkan katalis baru dengan penunjukkan kandidat Chief Financial Officer (CFO) yang baru, Simon Tak Leung Ho, untuk menggantikan CFO dan Direktur GOTO Wei-Jye Jacky Lo yang mengundurkan diri.
Penunjukkan Simon Ho yang berpengalaman puluhan tahun di bidang finansial, termasuk manajemen keuangan, strategi, pasar modal, dan hubungan investor ini menjadi bagian dari penguatan jajaran manajemen GOTO.
Patrick Walujo, Direktur Utama Grup GoTo, mengatakan pengalaman Simon yang sangat luas dan pengetahuan yang mendalam di bidang keuangan akan sangat bernilai bagi GOTO seiring dengan upaya perseroan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.
“Simon akan menjadi bagian dari manajemen senior dan akan berperan penting dalam memastikan perseroan untuk memberikan nilai jangka panjang bagi para pemegang saham,” kata Patrick, dalam siaran pers, dikutip Kamis (18/7/2024).
Pada Juli ini, terhitung sudah setahun Patrick Walujo memegang tampuk pimpinan perusahaan holding Gojek dan GoTo Financial (GTF) ini sejak dia disahkan menjadi Direktur Utama GOTO pada RUPST 30 Juni 2023.
Setelah sebulan menjabat, di Agustus 2023, saat melaporkan kinerja Q2-2023, Patrick mengungkapkan strategi bisnisnya. Salah satunya meningkatkan total pasar potensial guna memperluas basis konsumen yang memprioritaskan kenyamanan. Perusahaan pun akan terus memperluas basis konsumen, tanpa menggunakan insentif yang tidak dapat dipertahankan untuk jangka panjang.
Target 2024
Dalam setahun Patrick menjabat, beberapa pencapaian perusahaan di antaranya konsisten meningkatkan pendapatan bersih, efisiensi struktur biaya dan beban, serta penurunan tajam rugi bersih perseroan.
Tak hanya itu, perseroan juga berhasil menjalin kemitraan strategis dengan menarik investasi TikTok senilai US$ 1,5 miliar atau lebih dari Rp 23 triliun dalam pengelolaan bisnis e-commerce PT Tokopedia dan lahirnya Shop Tokopedia di aplikasi TikTok di Indonesia.
Peningkatan kinerja terlihat di kuartal I-2024 (Q1) dengan pendapatan bersih naik 22% menjadi Rp 4,08 triliun, dari pendapatan di Q1-2023 sebesar Rp 3,33 triliun.
Rugi bersih atribusi entitas induk juga terpangkas 78% menjadi Rp 861,91 miliar dari sebelumnya rugi bersih Rp 3,86 triliun. EBITDA grup yang disesuaikan membaik signifikan menjadi minus Rp 139 miliar, dari minus Rp 1,60 triliun.
Di segmen On-Demand Service (ODS), pendapatan bruto Gojek di Q1-2024 naik 12% menjadi Rp 3,34 triliun dari sebelumnya Rp 2,99 triliun. EBITDA yang disesuaikan juga positif Rp 166 miliar, positif selama dua kuartal beruntun sejak Q4-2023.
Di bisnis Financial Technology (fintech), GTF meraih pendapatan bruto Rp 666 miliar, melesat 57% dari sebelumnya Rp 424 miliar. EBITDA yang disesuaikan masih negatif Rp 248 miliar, tapi membaik 52% dari minus Rp 516 miliar.
“Pada kuartal pertama 2024, kami telah mempercepat pelaksanaan strategi serta kembali berinvestasi ke produk-produk andalan, hasilnya terlihat di Maret dan April. Seiring implementasi strategi, kami berharap dapat mencapai tingkat pertumbuhan yang lebih cepat tahun ini, dan saat yang sama tetap berkomitmen pada tujuan profitabilitas,” kata Patrick.
Sepanjang tahun lalu, Patrick dan jajaran manajemen mampu merealisasikan dua target pedoman kinerja 2023 yakni mencapai EBITDA grup yang disesuaikan positif khusus Q4-2023 sebesar Rp 77 miliar dan EBITDA Grup yang disesuaikan untuk tahun 2023 sebesar minus Rp 3,67 triliun, berhasil di bawah target awal yakni minus Rp 3,8-Rp 4,5 triliun.
Tahun 2024, manajemen GOTO berharap dapat meningkatkan pertumbuhan basis demografi pengguna yang lebih luas di segmen inti bisnis dengan memanfaatkan ekosistem. Perseroan menetapkan pedoman kinerja yakni EBITDA grup yang disesuaikan impas untuk tahun buku 2024.
“Pedoman ini didasarkan kondisi pasar saat ini dan mencerminkan perkiraan awal perseroan, yang semua tergantung pada ketidakpastian dan risiko,” tulis manajemen GOTO.