Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bersih 2023 Terkikis, Begini Prospek Kinerja United Tractors (UNTR)

Laba bersih UNTR sepanjang tahun lalu turun 2% year-on-year (YoY) menjadi Rp20,6 triliun.
Alat berat dari UNTR beroperasi disaah satu tambang milik perusahaan./foto-UNTR
Alat berat dari UNTR beroperasi disaah satu tambang milik perusahaan./foto-UNTR

Bisnis.com, JAKARTA - Usai membukukan penurunan laba bersih sepanjang 2023, kinerja fundamental emiten Grup Astra PT United Tractors Tbk. (UNTR) diperkirakan masih relatif stagnan pada tahun ini. 

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan bahwa kinerja UNTR cenderung dipengaruhi oleh melemahnya penjualan alat berat Komatsu sepanjang tahun 2023. 

Berdasarkan laporan perusahaan, UNTR membukukan penjualan Komatsu sebanyak 4.692 unit pada 2023 atau turun 8,39% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yakni 5.270 unit. 

"Pada tahun 2024 memang proyeksinya masih melandai untuk kinerja penjualan Komatsu, sehingga lagi-lagi UNTR diperkirakan relatif stagnan," ujar Nafan saat dihubungi Bisnis pada Selasa (27/2/2024).

Menurutnya, kondisi tersebut juga akan dipengaruhi kinerja harga komoditas global yang diperkirakan bergerak fluktuatif pada 2024. Namun, hal ini dapat berubah jika terjadi disrupsi pada rantai pasok global. 

"Harga komoditas global diperkirakan fluktuatif pada tahun 2024, kecuali jika terjadi disrupsi rantai pasok global. Hal itu akan membantu kenaikan kinerja top line maupun bottom line dari UNTR," kata Nafan. 

Berdasarkan laporan keuangan tahun 2023, UNTR mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp128,5 triliun. Pendapatan tersebut meningkat 4,03% dibandingkan periode 2022 yang sebesar Rp123,6 triliun. 

Kontribusi terbesar pendapatan perseroan sepanjang tahun lalu diperoleh dari sektor kontraktor penambangan yang meraup penghasilan sebesar Rp53,9 triliun. 

Sementara itu, kontributor terbesar kedua adalah penjualan mesin konstruksi senilai Rp36,6 triliun, lalu pertambangan batu bara Rp30,5 triliun, dan pertambangan emas dan mineral lainnya Rp5,2 triliun. 

Kendati pendapatan meningkat, laba bersih UNTR sepanjang tahun lalu turun 2% year-on-year (YoY) menjadi Rp20,6 triliun. Manajemen UNTR menjelaskan penurunan laba bersih dikarenakan adanya kenaikan biaya keuangan dan kerugian nilai tukar mata uang asing.

Dari lantai bursa, saham UNTR ditutup menguat 3,70% ke level Rp23.850 pada perdagangan hari ini. Banderol ini mencerminkan kenaikan sebesar 5,41% sepanjang tahun berjalan dan 3,92% dalam kurun tiga bulan terakhir. 

Sejalan dengan kinerja fundamental UNTR, Mirae Asset Sekuritas menyematkan rekomendasi accumulate untuk saham UNTR dengan target harga Rp27.000 per lembar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper