Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aksi Investor Asing Borong Saham Mulai Berkurang, Masih Berlanjut pada 2024?

Laju IHSG dibayangi aksi jual investor asing dalam beberapa perdagangan terakhir, tetapi terbilang masih potensial.
Hafiyyan,Rizqi Rajendra
Hafiyyan & Rizqi Rajendra - Bisnis.com
Senin, 22 Januari 2024 | 10:59
Laju IHSG dibayangi aksi jual investor asing dalam beberapa perdagangan terakhir, tetapi terbilang masih potensial. Bisnis/Himawan L Nugraha
Laju IHSG dibayangi aksi jual investor asing dalam beberapa perdagangan terakhir, tetapi terbilang masih potensial. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Laju indeks harga saham gabungan (IHSG) dibayangi aksi jual investor asing dalam beberapa perdagangan terakhir. Kendati demikian, potensi investor asing kembali masuk masih cukup tinggi.

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan aksi beli bersih atau net buy investor asing sebesar Rp6,32 triliun secara year-to-date (ytd) hingga akhir perdagangan Jumat, (19/1/2024). Namun, sejak perdagangan Rabu (17/1/2024), investor asing cenderung melakukan aksi jual.

Secara berturut-turut, pada Rabu (17/1/2024) investor asing mencatatkan net sell Rp1,07 triliun, selanjutnya Kamis (18/1/2024) net sell Rp97,2 miliar, dan Jumat (19/1/2024) net sell Rp402,57 miliar. Sepanjang 2024, asing masih net buy Rp6,31 triliun.

Economist & Investment Strategist Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Katarina Setiawan mengatakan ada beberapa faktor yang membuat investor asing memburu saham di Indonesia. Salah satunya karena iklim investasi yang lebih menarik dibanding negara-negara Asia Tenggara lainnya.

"Jadi memang kalau kita lihat investor asing itu sangat positif terhadap pasar kita. Indonesia menerima aliran dana investor asing terbesar dibandingkan dengan negara-negara lain di Asean dan konsisten dalam 8 dari 9 minggu terakhir," ujarnya dalam Market Outlook MAMI 2024, Kamis, (18/1/2024).

Lebih lanjut dia mengatakan, valuasi pasar saham di Indonesia relatif lebih murah, dan IHSG diprediksi akan melanjutkan pertumbuhannya di tahun ini, setelah mencetak kinerja yang tidak terlalu memuaskan pada tahun 2023 lalu.

Selain itu, ekspektasi Bank Sentral AS The Fed pangkas suku bunga 75 bps tahun ini akan membuat indeks dolar AS melemah, sehingga rupiah berpotensi menguat dan menarik investasi asing ke pasar saham dan obligasi RI. Nilai tukar rupiah juga diprediksi dapat menguat ke rentang Rp14.200 hingga Rp14.800 tahun ini.

Sebagai informasi, Bank Indonesia masih menahan suku bunga di level 6% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Rabu, (17/1/2024). Suku bunga The Fed masih di kisaran 5,25%-5,5% dan diproyeksikan Fed akan memangkas suku bunga setidaknya tiga kali tahun ini.

"Kalau suku bunga turun, maka investor itu akan beralih melihat mana negara-negara yang pertumbuhannya bisa lebih baik dan memberikan potensial pertumbuhan yang baik serta nilai mata uangnya stabil, itu termasuk Indonesia," jelasnya.

Aksi Investor Asing Borong Saham Mulai Berkurang, Masih Berlanjut pada 2024?

Menurut Katarina, pertumbuhan ekonomi yang baik dan faktor Pemilu 2024 yang diprediksi akan berlangsung kondusif juga membuat investor asing merasa nyaman berinvestasi di Indonesia. Secara makro, dia memprediksi pertumbuhan PDB RI berada di rentang 5,1%-5.3%.

Sementara itu, meski IHS melemah dalam sepekan perdagangan 15-19 Januari 2024, investor asing getol memborong saham bank-bank jumbo, seperti BBCA, BBRI, dan BMRI, hingga emiten batu bara ADRO dan UNTR.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dari Grup Djarum milik Hartono bersaudara paling banyak diborong asing dengan net buy Rp974,3 miliar. Namun, saham BBCA justru terkoreksi 0,77% sepekan ke level Rp9.625 per saham.

Selanjutnya ada bank BUMN, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dengan net buy Rp591,3 miliar, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dengan nilai Rp358,7 miliar. Adapun, saham BBRI melemah 0,85% ke Rp5.800, sedangkan saham BMRI turun 0,76% ke Rp6.525.

Saham paling banyak diburu asing selanjutnya yakni, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dengan net buy Rp164,9 miliar, disusul saham PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI) senilai Rp116,3 miliar. Saham TLKM turun 1,75% sepekan Rp3.940, sedangkan saham MAPI melompat 6,87% ke Rp1.945.

Selanjutnya, saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) yang dinakhodai Garibaldi 'Boy' Thohir juga diborong asing senilai Rp106,9 miliar, diikuti saham PT Bank Jago Tbk. (ARTO) dengan net buy Rp96,5 miliar. Saham ADRO turun 2,02% ke Rp2.430, sedangkan saham ARTO naik 2,94% ke level Rp3.500.

Beberapa saham yang paling laris diborong asing selanjutnya yaitu UNTR senilai Rp95,5 miliar, ISAT senilai Rp77,2 miliar, diikuti BRIS Rp47,8 miliar.

Adapun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan lalu mengalami penurunan 0,19% menjadi 7.227,402 per Jumat, (19/1/2024) dari 7.241,138 pada pekan sebelumnya.

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan aksi beli bersih atau net buy investor asing sebesar Rp6,32 triliun secara year-to-date (ytd) hingga akhir perdagangan Jumat, (19/1/2024). 

"Sepanjang tahun 2024 investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp6,32 triliun," ujar PJS Sekretaris Perusahaan BEI Kautsar Primadi Nurahmad dikutip Sabtu, (20/1/2024).

Aksi Investor Asing Borong Saham Mulai Berkurang, Masih Berlanjut pada 2024?

10 Saham Favorit Investor Asing Sepekan:

  1. BBCA (Rp974,3 miliar)
  2. BBRI (Rp591,3 miliar)
  3. BMRI (Rp358,7 miliar)
  4. TLKM (Rp164,9 miliar)
  5. MAPI (Rp116,3 miliar)
  6. ADRO (Rp106,9 miliar)
  7. ARTO (Rp96,5 miliar)
  8. UNTR (Rp95,5 miliar)
  9. ISAT (Rp77,2 miliar)
  10. BRIS (Rp47,8 miliar) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper