Bisnis.com, JAKARTA - Emiten Garibaldy ‘Boy’ Thohir PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) berencana membagikan dividen interim tahun buku 2023 senilai US$400 juta atau setara Rp6,20 triliun (kurs jisdor Rp15.516). Cum dividen dijadwalkan pada 28 Desember 2023.
Mengutip keterbukaan informasi, Adaro membagikan dividen berdasarkan Keputusan Direksi dan Dewan Komisaris tertanggal 14 Desember 2023. ADRO memutuskan dan menyetujui untuk membagikan dividen interim untuk tahun buku 2023 sebesar US$400 juta.
“Dividen berasal dari laba bersih Perseroan pada periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2023,” tulis manajemen, dikutip Senin (18/12/2023).
Rencananya, dividen akan dibagikan pada 12 Januari 2024 dengan tanggal cum dividen pasar reguler dan negosiasi pada 28 Desember 2023, ex dividen pada 29 Desember 2023, cum dividen pasar tunai pada 2 Januari 2024 dan ex dividen pada 3 Januari 2024.
Adapun manajemen mengatakan kurs tengah yang akan digunakan dalam pembagian dividen akan menggunakan kurs 2 Januari 2024. Maka, dividen per saham belum diumumkan.
Namun jika mengacu pada kurs jisdor hari ini dan jumlah saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sebanyak 31.985.962.000 lembar, maka dividen per saham sekitar Rp194,03. Jika mengasumsikan harga saham saat ini di level Rp2.510 per saham maka dividend yield sekitar 7,73%.
Sementara itu, laporan kuartal III/2023 ADRO menunjukkan penurunan pendapatan usaha sebesar 15,76% menjadi US$4,98 miliar atau setara Rp77,14 triliun (kurs jisdor Rp15.487) sepanjang periode sembilan bulan 2023.
Berdasarkan laporan keuangan, ADRO membukukan penurunan pendapatan usaha menjadi US$4,98 miliar dibandingkan periode yang sama sebesar US$5,91 miliar. Sementara itu, ADRO justru membukukan kenaikan beban pokok pendapatan meski pendapatan usaha turun.
Sepanjang sembilan bulan 2023, ADRO mencatatkan beban pokok sebesar US$2,99 miliar atau setara Rp46,35 triliun. Beban itu naik 17,47% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$2,54 miliar. Alhasil laba kotor ADRO tergerus 40,92% menjadi US$1,98 miliar atau setara Rp30,78 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$3,36 miliar.
Selaras, laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk tercatat sebesar US$1,21 miliar atau setara Rp18,87 triliun. Capaian tersebut tergerus 35,96% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$1,90 miliar.