Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sinyal Dovish The Fed Diramal Bikin Saham Tekno GOTO-BUKA Makin Ngegas

Analis memprediksi sikap dovish Federal Reserve akan menguntungkan saham teknologi seperti GOTO dan BUKA.
Potret pergerakan saham GOTO pada Selasa (13/12/2022). - Bloomberg/Dimas Ardian
Potret pergerakan saham GOTO pada Selasa (13/12/2022). - Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA —  Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) memberikan sinyal dovish dalam pertemuan FOMC terakhir, dengan mengerem tren kebijakan suku bunga tinggi setelah melihat data-data internal AS. Analis melihat saham-saham emiten teknologi seperti GOTO hingga BUKA dapat diuntungkan dengan sikap dovish The Fed ini.

Research Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia Christopher Rusli menilai emiten-emiten teknologi digital ke depannya akan sangat diuntungkan jika prediksi tren penurunan suku bunga global terealisasi pada tahun 2024. Penurunan suku bunga diyakini akan menggenjot daya beli masyarakat, sehingga mendorong kinerja perusahaan-perusahaan tersebut.

“Kami menilai perusahaan-perusahaan teknologi dan keuangan digital berpotensi untuk membukukan EBITDA disesuaikan (adjusted EBITDA) yang positif dalam beberapa tahun ke depan jika tren penurunan suku bunga akan terealisasi pada akhir tahun depan,” ujar Christopher dalam Mirae Asset Media Day di Jakarta, Kamis (14/12/2023).

Dia melanjutkan terdapat dua perusahaan teknologi digital yang menjadi perhatian Mirae Asset saat ini, yaitu PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO).

Christoper menuturkan BUKA akan diuntungkan dari ekspansi di segmen specialty verticals dan segmen online to offline (O2O) melalui program Mitra Bukalapak, ketika kondisi makroekonomi di Indonesia membaik. Dia mengatakan faktor lain yang akan mendukung kinerja BUKA adalah posisi adjusted EBITDA perseroan yang lebih dulu berpotensi berbalik positif dibanding pesaing pada akhir tahun 2023.

Sebagai informasi, adjusted EBITDA adalah laba sebelum beban bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) disesuaikan dengan mengecualikan hitungan dari pendapatan yang tidak berkelanjutan (non-recurring), tidak biasa, dan hanya satu waktu.

Hitungan adjusted EBITDA lumrah digunakan untuk membandingkan beberapa perusahaan yang bisnisnya beragam tetapi berada di industri yang sama.

Di sisi lain, GOTO dinilai memiliki prospek kinerja yang lebih cerah dibanding sebelumnya, setelah pembelian 75% saham PT Tokopedia (Tokped) oleh ByteDance yang mengendalikan TikTok. Christopher meyakini kinerja adjusted EBITDA perseroan akan semakin cepat positif dibandingkan prediksi sebelumnya.

Prospek GOTO ini menurutnya didukung oleh lima faktor. Pertama, prediksi dikuasainya pangsa pasar gross merchandise value (GMV) e-commerce setelah akuisisi Tokped oleh TikTok sekitar 40%-50%. Kedua, keuangan yang lebih fleksibel. Ketiga, keuntungan dari penjualan live (live commerce) karena pengguna TikTok di Indonesia adalah tertinggi kedua di dunia.

Keempat, potensi cross selling 125 juta pengguna TikTok untuk layanan dan produk lain GOTO. Kelima, penurunan beban biaya GOTO karena beban Tokopedia tidak lagi terkonsolidasi ke kinerja GoTo Gojek Tokopedia.

Adapun Christopher memberikan rekomendasi trading buy dengan target price (TP) Rp240 untuk saham BUKA, dan hold dengan TP Rp94 untuk saham GOTO.

Meskipun masih merekomendasi HOLD untuk GOTO, dia mengatakan saat ini rekomendasi tersebut masih dalam kajian untuk diubah (under review), seiring dengan berita akuisisi mayoritas saham Tokopedia yang baru dilakukan TikTok.

Sementara itu, Head of Research Team Mirae Asset Sekuritas Indonesia Robertus Hardy menilai sektor teknologi digital akan menjadi salah satu sektor yang prospektif tahun depan, bersama dengan sektor perbankan, telekomunikasi, otomotif, logistik, dan sektor lain yang terkait dengan konsumsi.

“Untuk tahun depan, kami memprediksi nilai wajar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada pada kisaran 8.100 pada semester II/2024, setelah pelonggaran kebijakan moneter dan kejelasan hasil pemilu putaran kedua," ucap Robertus dalam kesempatan yang sama.

Menurutnya, potensi penguatan indeks saham utama domestik tersebut didukung oleh beberapa faktor, yaitu besarnya potensi pelonggaran kebijakan moneter bank sentral global, sehingga dapat memicu iklim investasi yang positif, baik untuk pasar saham maupun pasar obligasi. Dia juga menilai kondisi itu menjadi peluang untuk memilih strategi investasi yang lebih agresif. 

__________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper