Bisnis.com, JAKARTA – Tim riset JP Morgan meyakini kolaborasi TikTok dan Tokopedia akan menjadi katalis positif bagi harga saham GOTO.
“Ketika detailnya masih belum pasti, kami yakin laporan mengenai potensi kesepakatan dapat menghasilkan reaksi harga saham yang positif terhadap ekspektasi manfaat yang dapat diperoleh TikTok ke Tokopedia dan ekosistem fintech dan logistik GOTO,” sebut tim JP Morgan.
Adapun persaingan e-commerce kemungkinan akan semakin ketat dalam enam bulan ke depan menurut manajemen GOTO saat earning call berlangsung. Ketatnya persaingan karena setiap platform memburu pangsa pasar selama musim belanja liburan akhir tahun.
Tren ini nampaknya akan berlanjut pada kuartal I/2024 seiring dengan musim perayaan Ramadhan akan datang awal tahun depan. Pasalnya puasa dimulai pada Maret, dan kemudian Idul Fitri pada April 2024.
Masuknya kembali TikTok Shop ke pasar mungkin semakin mengintensifkan persaingan, namun potensi kemitraan dengan Tokopedia dapat meningkatkan persaingan semakin menarik.
“Manajemen GOTO telah menyebutkan bahwa mereka akan berinvestasi kembali secara selektif untuk menjaga momentum pertumbuhan,” pungkasnya.
Baca Juga
Dalam riset Google, Temasek, dan Bain & Co terdapat risiko koreksi pertumbuhan bisnis e-commerce sebesar 14% menjadi US$82 miliar pada 2025, sekalipun tahun ini industri tersebut mampu naik 7%. Tokopedia sebagai entitas milik PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) pun telah merasakan musim dingin dengan GMV yang turun 9% selama sembilan bulan 2023.
“Kami percaya potensi kemitraan TikTok dengan GOTO dapat saling menguntungkan mengingat rekam jejak GOTO sebagai pemimpin lokal dengan pemegang saham yang memiliki koneksi yang baik,” tulis tim riset Macquarie, Rabu (29/11/2023).
Adapun Tiktok Indonesia berpotensi menjadi booster karena memiliki sekitar 125 juta pengguna atau pasar terbesar kedua setelah AS. TikTok Shop pun diperkirakan akan menguasai 13,2% pangsa pasar e-commerce Asia Tenggara pada 2023.
Pada 2022, TikTok Shop menghasilkan US$2,5 miliar GMV di Indonesia, atau 14% dari total GMV Tokopedia dan 6% total GMV GOTO.
“Menurut pandangan kami mereka perlu bermitra dengan pemain lokal. Bagi pemerintah, kesepakatan ini dapat menghasilkan pendapatan pajak tambahan dan lebih banyak investasi dari TikTok di Indonesia. CEO TikTok menyatakan pada bulan Juni bahwa perusahaan berencana untuk menginvestasikan miliaran dolar di Indonesia dan negara lain,” ungkap tim Macquarie.
Menurut Macquarie yang perlu dicerna saat ini adalah mengenai struktur kemitraan Tiktok dengan GOTO akan sangat penting untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai peluang peningkatan pendapatan.
Kendati demikian, kolaborasi kedua perusahaan dipercaya dapat mendorong pertumbuhan GTV secara bertahap dengan pembelanjaan promosi yang bijaksana. Macquarie juga menilai pemotongan G&A lebih lanjut dapat mendorong peningkatan EBITDA.
“Selain katalis TikTok Shop, kami yakin kemajuan menuju EBITDA yang disesuaikan secara positif pada kuartal IV/2023 dan keberlanjutan pertumbuhan pendapatan akan sangat penting untuk melanjutkan pemeringkatan ulang,”sebut tim.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.