Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan milik konglomerat Prajogo Pangestu, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) akan mengambil 34% saham PT Petrosea Tbk. (PTRO) yang dipegang oleh PT Caraka Reksa Optima (CRO) milik Haji Romo Nitiyudo Wachjo atau Haji Robert.
Dalam pengumumannya, CUAN akan mengakuisisi 34% saham PTRO melaui anak usahanya, PT Kreasi Jasa Persada (KJP). CUAN tercatat memiliki 99,98% saham KJP.
Pada Selasa (7/11/2023), KJP dan CRO melakukan penandatanganan Perjanjian Pembelian Saham Bersyarat (PPSB). KJP sebagai pihak pembeli, sedangkan CRO sebagai pihak penjual.
"Jumlah saham milik CRO di PTRO yang akan dibeli dan diambil alih oleh KJP berdasarkan PPSB adalah sebanyak 342.925.700 (342,92 juta) saham atau mewakili 34% saham keseluruhan modal disetor dan ditempatkan PTRO," tulis pengumuman tersebut.
Rencana transaksi akan berlaku efektif setelah dipenuhinya seluruh persyaratan pendahuluan sebagai mana yang ditetapkan di dalam PPSB. Apabila transaksi terjadi maka KJP akan menjadi pengendali PTRO.
Tujuan dari pengendalian iaalah untuk menambah aset KJP dan CUAN, memperluas jaringan usaha, serta menjadi bagian rencana jangka panjang CUAN menjadi perusahaan batu bara terintegrasi.
Baca Juga
Sebagai informasi, PTRO memiliki usaha utama di bidang kontraktor tambang, sedangkan CUAN merupakan produsen batu bara.
Adapun, PT Kreasi Jasa Persada merupakan anak usaha baru CUAN yang bergerak di bidang jasa pertambangan dengan tujuan integrasi jasa pertambangan di wilayah sekitar IUP milik CUAN.
Kinerja Petrosea
PTRO belum melaporkan kinerja keuangan per September 2023. Adapun, PTRO mencatatkan kenaikan pendapatan menjadi US$273,91 juta atau setara Rp4,1 triliun (kurs jisdor Rp15.000) sepanjang semester I/2023.
Berdasarkan laporan keuangan, PTRO membukukan kenaikan pendapatan sebesar 32,71 persen dibandingkan dengan pendapatan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$206,40 juta.
Pendapatan tersebut secara lebih rinci ditopang oleh segmen penambangan sebesar US$179,13 juta, rekayasa, pengadaan dan konstruksi tercatat sebesar US$71,90 juta dan jasa sebesar US$21,66 juta.
Sementara itu, berdasarkan pelanggan, pendapatan PTRO dari pihak berelasi sebesar US$15,18 juta naik dari sebelumnya sebesar US$12,12 juta. Sementara untuk pelanggan dari pihak ketiga yaitu PT Kideco Jaya Agung sebesar US476,20 juta, PT Freeport Indonesia US$73,81 juta dan PT Central Cipta Murdaya sebesar US$52,19 juta.
Sejalan dengan peningkatan pendapatan, beban usaha langsung juga naik menjadi US$233,25 juta atau setara Rp3,49 triliun. Angka tersebut naik 32,38 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$176,19 juta.
Kemudian beban administrasi juga tercatat meningkat dari sebelumnya sebesar US$15,74 juta menjadi US$21,40 juta. Sementara beban pajak final juga ikut naik menjadi US$7,04 juta.
Alhasil akumulasi laba bersih PTRO tercatat sebesar US$40,66 juta setara dengan Rp610 miliar. Capaian tersebut naik 35,07 persen dari sebelumnya sebesar US$30,20 juta.
Sementara itu, laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk tercatat sebesar US$10,81 juta naik 0,43 persen dibandingkan sebelumnya yang tercatat sebesar US$10,76 juta.