Bisnis.com, JAKARTA -- PT Impack Pratama Industri Tbk. (IMPC) membukukan laba bersih Rp341 miliar pada kuartal III/2023 atau naik 65,3% year on year (yoy).
Adapun pada kuartal III/2022, IMPC membukukan laba bersih senilai Rp206 miliar. Direktur Utama Impack Pratama Industri Haryanto Tjiptodihardjo mengatakan kenaikan laba bersih berasal dari penurunan harga bahan baku, serta peningkatan efisiensi operasional Perseroan.
Adapun Manajemen IMPC memperoleh pendapatan senilai Rp2,08 triliun, naik 2,8% dari tahun sebelumnya yang senilai Rp2,02 triliun.
“Kuartal ketiga/2023 menunjukkan peningkatan yang lebih baik dari kuartal sebelumnya. Kami meyakini pencapaian laba bersih tahun fiskal 2023 dapat melampaui target kami senilai Rp390 miliar,” kata Haryanto Tjiptodihardjo.
Haryanto menyatakan bakal menggencarkan penjualan produk inovatif, serta penambahan varian baru produk existing. Maka itu Manajemen IMPC akan menambahkan kapasitas produksi di pabrik baru Perseroan yang berlokasi di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Jawa Tengah.
Menurutnya kegiatan operasional pabrik baru Perseroan di KITB akan dimulai pada semester I tahun 2024. Dalam rangka menyambut tahun 2024, Manajemen telah mempersiapkan beberapa jurus untuk meningkatkan penjualan. Perseroan selalu menjajaki kemungkinan untuk melakukan akuisisi perusahaan lokal maupun internasional yang dapat memberikan sinergi dengan Perseroan.
Baca Juga
Dari sisi pertumbuhan organik, Perseroan akan mempertimbangkan pembangunan pabrik baru maupun distribution center. Selanjutnya, Perseroan berencana untuk membangun distribution center baru di Jawa Barat pada tahun 2024 mendatang.
Perseroan mencatatkan Pendapatan kuartal III/2023 sebesar Rp697 miliar, meningkat 2,5% dari kuartal III/2022 yang senilai Rp680 miliar. Sejalan dengan itu, Pendapatan 9M23 Perseroan naik 2,8% dari Rp2,02 triliun pada tahun sebelumnya menjadi Rp2,08 triliun.
Selain itu, EBITDA Perseroan di kuartal III/2023 mencapai Rp577 miliar, bertumbuh 38,0% yoy dari yang senilai Rp418 miliar. Margin EBITDA ikut bertumbuh dari 20,6% menjadi 27,7%.
Rasio EBITDA terhadap Beban Bunga mengalami peningkatan dari 13,5x di kuartal II/2022 menjadi 23,0x di kuartal III/2023. Pengelolaan struktur permodalan yang baik juga memperbaiki rasio Utang terhadap EBITDA Perseroan dari 1,9x di tahun lalu menjadi 0,8x.