Bisnis.com, JAKARTA – Israel membekukan rekening kripto yang digunakan untuk meminta sumbangan bagi kelompok militan Palestina, Hamas di media sosial.
Mengutip Reuters, Rabu (11/10/2023), Hamas melancarkan serangan dahsyat dari Gaza ke Israel pada akhir pekan lalu, yang merupakan salah satu eskalasi paling serius dalam konflik Israel-Palestina selama bertahun-tahun.
“Menurut kecurigaan, dengan pecahnya perang, organisasi teroris Hamas memulai kampanye penggalangan dana di jejaring sosial, mendesak masyarakat untuk menyetor mata uang kripto ke rekening mereka,” kata pernyataan polisi.
Menurut keterangan polisi Israel, Unit Siber Kepolisian dan Kementerian Pertahanan segera mengambil tindakan untuk mencari dan membekukan akun-akun tersebut, dengan bantuan bursa kripto Binance, guna mengalihkan dana ke kas negara.
Pernyataan tersebut tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang berapa banyak akun yang dibekukan, atau nilai kripto yang disita.
Reuters tidak dapat menghubungi juru bicara Hamas untuk memberikan komentar.
Baca Juga
“Selama beberapa hari terakhir tim kami telah bekerja secara real time, sepanjang waktu, untuk mendukung upaya berkelanjutan untuk memerangi pendanaan teror,” kata juru bicara Binance.
Pihak Binance menambahkan bahwa bursa tersebut secara aktif bermitra dengan lembaga penegak hukum dan regulator global.
“Data yang kami gunakan untuk menentukan individu, alamat, dan infrastruktur yang terkait dengan organisasi tertentu berasal dari intelijen yang diberikan oleh penegak hukum dan alat investigasi yang kami, dan mitra kami, telah kembangkan,” kata mereka..
Sebagai catatan, Hamas telah mendukung kripto sebagai metode penggalangan dana selama bertahun-tahun, namun mengatakan pada April lalu bahwa mereka akan berhenti menerima penggalangan dana melalui bitcoin kripto, dengan alasan peningkatan aktivitas permusuhan terhadap donor.
Reuters melaporkan pada bulan Mei bahwa Israel telah menyita sekitar 190 akun kripto di Binance sejak tahun 2021, termasuk dua yang dikatakan terkait dengan ISIS dan lusinan yang dikatakan dimiliki oleh perusahaan Palestina terkait dengan Hamas.
Menanggapi artikel tersebut, Binance mengatakan bahwa mereka bekerja sama dengan penegak hukum dan memanfaatkan informasi yang hanya tersedia bagi mereka untuk mengidentifikasi individu yang mengoperasikan akun untuk organisasi terlarang.