Bisnis.com, JAKARTA – Emiten induk BUMN semen, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) alias SIG mengakselerasi proses transformasi dari sisi operasional lewat penggunaan komputasi awan dengan bermitra bersama Amazon Web Services.
Senior Vice President of Group Head Information & Communication Technology di SIG, Anindio Daneswara mengatakan perseroan memanfaatkan teknologi cloud untuk meningkatkan keunggulan operasional dan menciptakan peluang efisiensi.
“Secara umum, dengan cost leadership dari penggunaan teknologi cloud, kami mempunyai potensi penurunan biaya [IT] operasional sekitar 30-40 persen,” tutur Anindio dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Selasa (10/10/2023).
Menurutnya, SIG memiliki spektrum operasional yang sangat luas dengan dukungan ratusan sistem dan aplikasi termasuk ERP (enterprise resource planning), serta aplikasi khusus yang bersifat kritikal, sehingga membutuhkan dukungan infrastruktur teknologi memadai.
“Pemanfaatan teknologi cloud diharapkan dapat meningkatkan keandalan dan fleksibilitas dari sistem teknologi informasi dan komunikasi SIG guna menangani kompleksitas dan skala operasional Perusahaan,” ujarnya.
Dia menambahkan teknologi komputasi awan dan data analitik akan membantu manajemen untuk mengambil keputusan di seluruh kegiatan operasional perusahaan.
Baca Juga
Hal tersebut dikarenakan teknologi cloud memiliki keunggulan dalam pemrosesan dan penyimpanan data, serta menjadi pondasi dasar agar pemanfaatan data analitik dan kecerdasan artifisial (AI) dapat digunakan oleh perseroan.
Anindio mengatakan bahwa sejatinya mayoritas dari sistem aplikasi kritikal di SMGR sudah beroperasi menggunakan teknologi cloud pada awal 2022. Pada periode yang sama, perseroan mampu menjadikan platform big data sebagai informasi kredibel untuk membantu manajemen.
Semen Indonesia saat ini menguasai lebih dari 50 persen pangsa pasar. Operasional perseroan didukung pabrik semen terintegrasi di 9 lokasi, pabrik pengemasan di 26 lokasi, 8 pabrik penggilingan semen, 7 pelabuhan, 385 distributor dan lebih dari 70.000 toko ritel.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.