Bisnis.com, JAKARTA - Emiten tambang logam Grup Saratoga, PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) lagi-lagi absen membagikan dividen untuk tahun buku 2022.
Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Perseroan Rabu (21/6/2023), MDKA memutuskan untuk tidak membagikan dividen dan menggunakan laba pada tahun buku 2022 sebagai saldo laba ditahan.
Perinciannya, sebesar US$100.000 atau Rp1,55 miliar (asumsi kurs Rp15.592 per dolar AS) ditetapkan untuk disisihkan sebagai cadangan. Sedangkan sisa dari laba bersih Perseroan tersebut akan ditetapkan sebagai saldo laba ditahan Perseroan untuk tahun buku 2022.
Adapun, keputusan tersebut disetujui oleh 99,71 persen pemegang saham yang hadir dalam rapat, dan memberikan wewenang kepada direksi untuk mengatur pembayaran dalam keputusan tersebut.
Sepanjang 2022, MDKA membukukan pendapatan usaha sebesar US$869,87 juta Rp13,56 triliun atau naik 128,34 persen dari tahun sebelumnya senilai US$380,95 juta.
Pendapatan tersebut disumbang oleh penjualan emas, perak, katoda tembaga dan feronikel untuk ekspor sebesar US$638,43 juta, naik dari tahun sebelumnya US$359,75 juta dan untuk penjualan domestik US$221,09 juta, dari tahun sebelumnya hanya US$16,55 juta.
Baca Juga
Adapun, dari penghasilan tersebut, MDKA mencatat laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$58,42 juta atau setara dengan Rp910,88 miliar, naik 61,69 persen dari tahun sebelumnya US$36,13 juta.
Sementara itu, pada kuartal I/2023, MDKA membukukan pendapatan usaha sebesar US$214,21 juta atau setara dengan Rp3,20 triliun (kurs jisdor 31 Maret Rp14.977). Angka tersebut naik 74,03 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$123,08 juta.
Pendapatan tersebut ditopang oleh segmen penjualan emas, perak, katoda tembaga dan feronikel ke pihak ketiga domestik sebesar US$127,65 juta, naik tajam dibanding kuartal I/2022 yang tercatat hanya US$6,12 juta.
Sementara itu penjualan ke pihak ketiga di pasar ekspor tercatat sebesar US$86,89 juta turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$116,71 juta. Pendapatan tersebut dikurangi biaya realisasi lindung nilai sebesar US$1,30 juta.
Kemudian laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar US$3,11 juta atau setara dengan Rp46,62 miliar, ambles 95,53 persen dibandingkan kuartal I/2022 yang tercatat sebesar US$69,65 juta.