Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menghitung Peluang IHSG ke 7.000 di Tengah Sentimen Suku Bunga The Fed & Pemilu 2024

IHSG masih berpeluang untuk kembali ke level 7.000 di tengah menguatnya ekspektasi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga di level 5—5,25 persen.
Pegawai mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkontraksi pada sesi pertama perdagangan Rabu (14/6/2023) meskipun diselimuti sejumlah katalis positif dari eksternal maupun internal. Namun peluang IHSG untuk kembali ke level 7.000 tetap terbuka seiring dengan prospek ekonomi semester kedua 2023.

Head of Research NH Korindo Sekuritas Liza Camelia Suryanata mencatat sentimen bullish makin terasa di pasar setelah data inflasi Amerika Serikat pada Mei 2023 memperlihatkan perlambatan secara bulanan maupun tahunan.

Inflasi Mei 2023 yang berada di level 4 persen year on year (YoY) makin mendukung ekspektasi The Fed akan mempertahankan suku bunga di level 5—5,25 persen. Namun perkiraan kenaikan pada Juli 2023 bertambah dari 50 persen menjadi 60 persen.

“Sentimen yang harusnya turut membawa aura bullish ke market malah tidak terasa pada IHSG yang saat ini bergerak di teritori negatif, dipicu oleh penurunan saham berkapitalisasi besar GOTO dan memerahnya saham-saham perbankan blue chips,” jelas Liza, Rabu (14/6/2023).

Liza menilai IHSG saat ini berada di resistance krusial sekitar 6.735–6.765 yang cukup membuat pelaku pasar khawatir menjelang hasil FOMC Meeting. Pelemahan IHSG menjadi hal yang wajar karena untuk mengurangi posisi atau mengamankan keuntungan terlebih dahulu.

Sentimen lain datang dari kenaikan harga komoditas, termasuk logam dan minyak mentah berkat kebijakan bank sentral China yang memotong suku bunga mereka demi mendongkrak perekonomian setelah pandemi. Dengan karakteristik pasar saham Indonesia yang digerakkan oleh perusahaan berbasis komoditas, maka terdapat peluang investasi jangka pendek di tengah peluang ini.

“Dunia akan memperhatikan satu data penting lagi dari AS sebelum turunnya keputusan FOMC Meeting yaitu PPI alias Inflasi di tingkat produsen yang diharapkan juga sama-sama bisa menjinak,” tambahnya.

Membaca perkembangan ini, NH Korindo Sekuritas melihat IHSG masih dalam batas aman apabila masih bisa ditutup di atas support MA20 di 6.685 walaupun arus keluar investor asing mencapai Rp1,78 triliun selama sepekan terakhir. Hal ini lantaran minat beli asing secara bulanan dan year to date (YtD) masih positif masing-masing di posisi Rp2,65 triliun dan Rp19,73 triliun.

NH Korindo Sekuritas juga melihat IHSG masih punya peluang untuk kembali ke level psikologis 7.000, terutama pada semester kedua tahun ini yang dipicu harapan pada China yang akan lebih menggenjot roda ekonominya. Prospek positif dari China akan menjadi penggerak bagi perekonomian global.

“Namun demikian  para investor belum boleh terlalu optimistis akan siklus bullish karena tingkat Inflasi Amerika Serikat dan zona Eropa masih jauh dari target bank sentral mereka yakni 2 persen. Ini menjadi sinyal bahwa pemangkasan suku bunga mungkin belum terjadi tahun ini,” papar Liza.

Semester kedua bakal menjadi momentum yang cukup mendukung pasar domestik di tengah prospek kenaikan konsumsi menjelang musim kampanye Pemilihan Umum 2024. Lebih lanjut, para manajer investasi akan mulai meninggalkan negara maju dan obligasi negara yang terdepresiasi akibat pandangan suku bunga yang hampir mencapai puncak laju kenaikan.

“Mereka berpotensi beralih ke negara berkembang, terutama yang memiliki pertumbuhan ekonomi solid seperti Indonesia,” kata dia.

Pada perdagangan sesi I hari ini (14/6/2023) pukul 12.00 WIB, IHSG turun 0,54 persen atau 36,31 poin ke level 6.682,70. Sepanjang sesi, IHSG bergerak pada rentang 6.672 sampai 6.744. Tercatat, 242 saham menguat, 287 saham melemah, dan 197 saham bergerak di tempat. Kapitalisasi pasar terpantau menjadi Rp9.514 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper