Bisnis.com, JAKARTA — Investor senior Warren Buffet menyesal sempat melakukan profit taking atas saham Apple Inc. (AAPL), yang dikoleksi lewat kendaraan investasinya, Berkshire Hathaway Inc. Meski akhirnya membeli lagi dan menambah kepemilikan sepanjang 2022, Buffett mengakui aksinya untuk melakukan pemangkasan setahun sebelumnya, alias pada medio 2021 sebagai blunder.
“Saya melakukan kesalahan beberapa tahun lalu dengan menjual sebagian saham Apple. Saat itu saya punya sejumlah alasan mengapa gains [mengambil untung] menjadi hal yang penting dari sudut pandang perpajakan. Namun, kalau didengar sekarang, saya pikir itu keputusan yang bodoh,” kata Buffet ketika menjawab pertanyaan investor dalam RUPS Berkshire di Omaha, Nebraska, Sabtu (6/5/2023).
Dia mengakui bahwa Apple memiliki kriteria yang berbeda dibandingkan dengan bisnis yang dioperasikan langsung oleh Berkshire maupun dalam portofolio investasinya. Selain itu, status iPhone di kalangan konsumen juga menjadikan smartphone tersebut sebagai produk yang luar biasa.
“Apple merupakan bisnis yang kebetulan lebih baik dari bisnis lain yang kami miliki. Konsumen rela membayar US$1.500 atau berapapun untuk produk ini, dan mereka rela melepas kepemilikan mobil bekas senilai US$35.000 jika harus memilih antara keduanya. Ini produk yang luar biasa dan kami tidak punya produk [milik sendiri] yang seperti itu,” tambah sosok berusia 92 tahun tersebut.
Berkshire sendiri tercatat mengempit sekitar 5,6 persen saham AAPL yang nilainya setara US$155 miliar. Buffett mengatakan Berkshire membuka peluang untuk menambah kepemilikannya di perusahaan tersebut pada masa mendatang.
“Kami sangat senang memiliki sekitar 5,6 persen saham Apple dan kami gembira untuk setiap kenaikan harga sahamnya.”
Per Maret 2023, total aset dalam portofolio investasi saham Berkshire mencapai US$328,16 miliar, naik dari posisi akhir Desember 2022 sebesar US$308,79 miliar. Dengan demikian, sumbangan AAPL dalam portofolio Berkshire mencapai lebih dari 40 persen sejak mereka pertama kali berinvestasi di perusahaan teknologi itu pada 2016.
Harga saham Apple juga telah meningkat lebih dari 500 persen sejak Buffet pertama kali memborongnya.
Total aset Berkshire secara keseluruhan menyentuh US$997,07 miliar, tumbuh 5,12 persen dibandingkan dengan kuartal IV/2022 sebesar US$948,46 miliar.
“Kami ingin punya bisnis yang baik dan kami ingin punya banyak likuiditas. Lebih dari itu, tidak ada yang mustahil,” kata Buffet.
Dalam laporan kinerja finansial kuartal I/2023 yang dipublikasi Berkshire sebelum pelaksanaan rapat umum pemegang saham tahunan, laba yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham Berkshire mencapai US$35,50 miliar atau sekitar Rp521,90 triliun (asumsi kurs Rp14.700 per dolar AS). Capaian itu merefleksikan pertumbuhan 536,27 persen dibandingkan dengan kuartal I/2022 sebesar US$5,58 miliar.
Kumulatif kinerja bottom line tersebut mencerminkan kenaikan laba saham kelas A sebesar 544,21 persen YoY dari US$3,78 miliar menjadi US$24,37 miliar. Sementara itu saham kelas B meningkat menjadi US$16,25 juta dari US$2,52 juta pada kuartal I/2022. Laba yang juga memperhitungkan portofolio investasi Berkshire tersebut sekaligus memberi konfirmasi berbaliknya kinerja harga saham koleksi Berkshire, seperti Apple.