Bisnis.com, JAKARTA - Emiten nikel Garibaldi Thohir dan Grup Saratoga, PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA), telah mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melantai di bursa dan menetapkan harga pelaksanaan IPO sebesar Rp795 per saham. Analis menilai valuasinya cukup premium.
Dari harga yang ditetapkan oleh MBMA, harga pada IPO tersebut merupakan batas atas dari kisaran penawaran saham IPO MBMA selama bookbuilding pada rentang harga Rp 780–Rp 795 per saham.
Presiden Direktur MBMA Devin Ridwan mengatakan penawaran yang masuk pada saham MBMA dari para investor, baik institusi maupun ritel, investor domestik dan asing, sangat besar.
"Hal ini menandakan bahwa investor juga sangat optimistis dengan prospek bisnis hilirisasi tambang nikel dan pengembangan rantai nilai bahan baku Electric Vehicle [EV] battery atau baterai kendaraan bermotor listrik yang dikembangkan oleh MBMA," jelas Presiden Direktur MBMA Devin Ridwan dalam keterangan tertulis, Rabu (12/4/2023).
MBMA akan menawarkan sebanyak 11 miliar saham baru yang dikeluarkan dari portepel perusahaan atau 10,24 persen dari total saham perusahaan dan dapat ditingkatkan menjadi maksimal sebanyak 12,1 miliar saham atau 11,14 persen dari total saham perusahaan pada saat IPO.
Dengan demikian MBMA berpotensi meraih dana minimum sebesar Rp8,75 triliun dengan nilai kapitalisasi pasar saham sekitar Rp85 triliun.
Baca Juga
Rencana alokasi dana tersebut adalah 48 persen akan digunakan untuk pembayaran utang, 5 persen akan digunakan untuk mengambil alih hak tagih sebesar US$30 juta yang timbul dari Perjanjian Fasilitas Dukungan Induk.
Selanjutnya, sebanyak 1,5 persen akan digunakan sebagai modal kerja, 8,0 persen akan digunakan untuk mendukung penyelesaian proyek AIM I, sebanyak 14 persen akan digunakan untuk pembangunan smelter RKEF ZHN, termasuk pemasangan nickel matte converter, 6 persen akan digunakan untuk proyek tambang SCM, dan sisanya akan digunakan untuk proyek HPAL.
Penawaran umum perdana saham akan berlangsung pada 12-14 April 2023. Distribusi saham secara elektronik akan dilakukan pada 17 April dan pencatatan efek di bursa atau listing diperkirakan pada 18 April 2023.
Melihat harga IPO MBMA, Analis Samuel Sekuritas Indonesia Juan Harahap mengatakan dari segi valuasi, MBMA memiliki valuasi yang cukup premium dibandingkan peer-nya.
Per September 2022, MBMA telah membukukan laba bersih sebesar US$23 juta. Jika laba bersih MBMA di-annualized, dengan jumlah saham beredar sebesar 107 miliar dan asumsi nilai tukar Rp15.000 per dolar AS, rentang valuasi Samuel Sekuritas Indonesia untuk MBMA adalah 183,3-186,8 kali PE 2022.
"Valuasi saham MBMA cukup premium. Namun, penetapan harga ini yang cukup beralasan, mengingat perusahaan ini masih dalam tahap awalnya, dan sebagian besar proyeknya belum mulai beroperasi," ungkapnya dalam riset.
MBMA saat ini mengoperasikan satu tambang bijih nikel dan satu smelter rotary-kiln-electric furnace (RKEF) dengan kapasitas produksi 38.000 ton per tahun. MBMA menargetkan untuk meningkatkan kapasitas produksi smelter RKEF-nya menjadi 88.000 ton per tahun dengan smelter RKEF ZHN (dilengkapi dengan konverter nikel matte), yang diperkirakan mulai beroperasi pada 2023.
Selain itu, MBMA juga memiliki rencana ekspansi besar dengan membangun smelter HPAL pertamanya di kawasan industri Indonesia Konawe Industrial Park (IKIP), dengan proyeksi kapasitas produksi sebesar 120.000 ton per tahun.