Bisnis.com, JAKARTA – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) alias Antam mencatatkan pertumbuhan produksi pada kuartal IV/2022 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, terutama dari segmen bijih nikel yang akan membantu mendorong kinerja Perseroan ke depan.
Berdasarkan laporan produksi dan penjualan ANTM pada kuartal IV/2022, produksi unaudited bijih nikel mencapai 2,41 juta wmt, meningkat 32 persen dibandingkan produksi unaudited kuartal III/2022 sebesar 1,82 juta wmt.
Sementara, capaian volume penjualan unaudited bijih nikel pada kuartal IV/2022 mencapai 2,20 juta wmt, tumbuh 28 persen dari penjualan kuartal sebelumnya sebesar 1,71 juta wmt. Pertumbuhan sejalan dengan pemulihan tingkat serapan bijih nikel domestik pelanggan pihak ketiga serta stabilisasi harga nikel.
Namun, secara tahunan ANTM mencatatkan produksi bijih nikel unaudited sebesar 8,62 juta wet metric ton (wmt) atau turun sekitar 21,63 persen dari produksi bijih nikel pada tahun sebelumnya yang mencapai 11 juta wmt.
Analis BRI Danareksa Sekuritas Hasan Barakwan mengatakan jumlah produksi nikelnya sepanjang 2022 meskipun turun secara tahunan, masih sejalan dengan perkiraan analis di 7 juta ton.
“Kami memproyeksikan Antam tahun ini masih bisa menjual lebih banyak bijih nikel seiring dengan dibukanya kembali perekonomian China yang akan menambah permintaan untuk diolah menjadi baja nirkarat,” jelasnya dalam riset, dikutip Minggu (5/2/2023).
Baca Juga
Dari sisi produksi dan penjualan emas pada kuartal IV/2022 ANTM juga mencatat pertumbuhan mencapai 301 kg atau setara dengan 9.677 troy ons, tumbuh dibandingkan produksi unaudited uartal III/2022 sebesar 294 kg atau 9.452 troy ons.
Adapun, volume penjualan unaudited emas pada kuartal IV/2022 membukukan capaian positif sebesar 9.036 kg atau 290.514 troy ons seiring dengan penguatan ekonomi nasional serta pertumbuhan tingkat permintaan emas di dalam negeri.
Namun, secara tahunan sepanjang 2022 ANTM mencatat total produksi 1.268 kg emas atau setara dengan 40.767 troy ons emas. Jumlah ini turun 24,88 persen dibandingkan dengan jumlah produksi pada tahun sebelumnya yang mencapai 1.688 kg atau setara dengan 54.270 troy ons emas.
Sementara itu, dari sisi penjualan naik mencapai 34.967 kg pada 2022 atau 1,1 juta troy ons, dari tahun sebelumnya hanya 29.385 kg atau 944.750 troy ons.
“Angka penjualan pada 2022 juga masih sejalan dengan perkiraan kami mencapai 1 juta troy ons. Meskipun penjualan pada kuartal IV/2022 sendiri turun sampai 27,5 persen dibandingkan dengan pada kuartal III/2022 menjadi hanya 290.000 troy ons,” kata Hasan.
Dengan kinerja tersebut, BRI Danareksa Sekuritas masih mempertahankan rekomendasi Beli untuk saham ANTM dengan target harga di Rp3.500.
“Kami tetap memberikan penilaian bullish pada saham ANTM dan berekspektasi Perseroan akan mendapat sentimen positif dari rencana pengembangan HPAL dengan rekanan internasionalnya. ANTM juga menargetkan penyelesaian akusisi NKA dan SDA yang akan rampung pada semester II/2023,” jelasnya.
Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (3/2/2023), harga saham ANTM terpantau turun 0,85 persen atau 20 poin ke Rp2.330. Namun, sepanjang 2023 berjalan, harga sahamnya sudah berhasil naik 17,38 persen, dan dibandingkan dengan setahun yang lalu harganya naik 19,49 persen.
----
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.