Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Adhi Karya Bidik Nilai Kontrak Rp29 Triliun, Naik 20 Persen 2023

Emiten BUMN karya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) menargetkan pertumbuhan nilai kontrak baru (NKB) hingga 20 persen pada 2023 atau mencapai Rp29 triliun.
Pekerja beraktivitas di proyek yang dikerjakan PT Adhi Karya./JIBI-Nurul Hidayat
Pekerja beraktivitas di proyek yang dikerjakan PT Adhi Karya./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten BUMN Karya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) menargetkan pertumbuhan nilai kontrak baru (NKB) hingga 20 persen pada 2023 atau mencapai Rp29 triliun.

SVP Corporate Secretary Adhi Karya Farid Budiyanto menerangkan rencana kontrak baru ADHI dapat bertumbuh berkisar 20 persen pada 2023 dibandingkan dengan tahun ini.

"Raihan kontrak baru ADHI sampai dengan November 2022 sebesar Rp22,4 triliun. Kami masih menunggu beberapa pengumuman tender yang diharapkan dapat meningkatkan kumulatif kontrak baru ADHI di 2022. Dengan panduan tersebut, pada 2023 tumbuh sebesar 20 persen terhadap capaian 2022 atau kisaran Rp26 triliun--Rp29 triliun," jelasnya kepada Bisnis, Kamis (22/12/2022).

Farid menerangkan ADHI menyasar proyek-proyek konstruksi infrastruktur terutama jalan tol dan proyek-proyek gedung ada dalam target yang disasar untuk berkontribusi terhadap kontrak baru 2023.

Dari lini bisnisnya, ADHI menyasar terutama dari lini engineering konstruksi. Sementara itu, pertumbuhan penjualan dan laba bersih diharapkan terus meningkat seiring perbaikan ekonomi dan penyelesaian sejumlah Program Strategis Nasional (PSN).

Perolehan kontrak baru ADHI per November 2022 mencapai Rp22,4 triliun. Nilai tersebut meningkat sebesar 63 persen dibandingkan dengan perolehan kontrak baru pada November 2021.

"Dengan meningkatnya perolehan kontrak baru ini, akan mendukung peningkatan kinerja Perseroan tetap tumbuh menyambut tahun 2023 mendatang," jelasnya.

Dia menerangkan profil kontribusi per lini bisnis pada perolehan kontrak baru sampai dengan November 2022, meliputi lini bisnis engineering & construction sebesar 88 persen, property & hospitality sebesar 6 persen, dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.

Selain lini bisnis, kontrak ini juga meliputi berbagai tipe pekerjaan yang terdiri atas proyek jalan dan jembatan sebesar 39 persen, gedung sebesar 18 persen, proyek infrastruktur lainnya seperti jalur kereta api, sumber daya air dan proyek energi, serta proyek lainnya sebesar 43 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper