Bisnis.com, JAKARTA – Emiten minyak dan gas taipan Keluarga Panigoro, PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) mencetak kinerja solid sepanjang tiga kuartal 2022. Dengan tren harga minyak yang masih meningkat, analis memberikan rekomendasi beli untuk saham MEDC.
Sepanjang tiga kuartal 2022, MEDC meraup pendapatan sebesar US$1,8 miliar atau naik 89 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dengan pertumbuhan laba bersih hingga lebih hingga 615,7 persen yoy menjadi US$401 juta.
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Farras Farhan mengatakan bahwa tren kenaikan harga minyak dunia, yang menjadi salah satu pendongkrak kinerja MEDC masih akan berlanjut.
“Kemudian pandangan OPEC terkait permintaan migas yang meningkat menjadi 102,02 mmboepd pada 2023 dan seiring dengan keputusan OPEC+ untuk memangkas produksi minyak serta turunnya persediaan minyak di AS. Kami mempertahankan rekomendasi Buy untuk MEDC dengan target harga di Rp1.300 yang mencerminkan 2,9 kali EV/EBITDA 2023,” tulisnya dalam riset, Rabu (7/12/2022).
Farras menjelaskan, pandangan OPEC terkait peningkatan permintaan minyak pada 2023 akan melebihi level sebelum pandemi pada 2019, ditambah dengan keputusan OPEC+ untuk memangkas produksi minyak dan turunnya persediaan minyak di AS. Samuel Sekuritas Indonesia mengubah proyeksi harga minyak dunia pada 2022 dan 2023 menjadi US$96,06 dan US$86,1 per barel.
“Namun kami mempertahankan proyeksi harga jual rata-rata (ASP) kami dengan landasan ASP MEDC selalu berada 5 persen di atas harga minyak global,” jelasnya.
Baca Juga
Di samping itu, Samuel Sekuritas Indonesia juga melakukan analisis sensitivitas, yang menunjukkan bahwa jika harga minyak dunia turun 5 persen–10 persen pada 2023, laba bersih MEDC akan turun 2 persen–4,2 persen.
“Meski ada potensi fluktuasi ASP, kami yakin performa MEDC ke depan masih cukup baik, didukung salah satunya oleh skema take-or-pay yang diterapkan MEDC dalam kontrak penjualannya, yang rata-rata berdurasi 3-4 tahun, yang akan menjamin performa MEDC setidaknya hingga 2024,” katanya.
Selain itu, utang MEDC yang cukup terjaga dinilai sebagai indikasi bahwa likuditas dan solvensi MEDC yang aman. Di samping profil utangnya yang beragam (suku bunga tetap dan floating), hal lain yang membuat Samuel Sekuritas Indonesia menyukai manajemen utang MEDC adalah kontrak swap suku bunga yang diterapkan sebagai lindung nilai guna memitigasi volatilitas suku bunga.
“Di samping itu, sebagian besar utang MEDC berdenominasi dolar AS, artinya dampak fluktuasi nilai tukar rupiah tidak terlalu besar,” imbuhnya.
Terkait harga sahamnya, pada penutupan perdagangan Rabu (7/12/2022), harga saham MEDC terpantau turun 2,29 persen atau 25 poin ke 1.065. Namun, dilihat sepanjang 2022 berjalan, harga sahamnya naik 128,54 persen, dan dalam setahun naik 93,64 persen.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.