Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

FTX Diretas, Bursa Kripto Anjlok Lagi

Lebih dari US$600 juta disedot dari dompet crypto FTX Jumat malam (11/11/2022) setelah peretasan.
FTX Diretas, Bursa Kripto Anjlok Lagi. Investor memantau pergerakan harga kripto melalui ponselnya di Jakarta, Minggu (20/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
FTX Diretas, Bursa Kripto Anjlok Lagi. Investor memantau pergerakan harga kripto melalui ponselnya di Jakarta, Minggu (20/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Pasar kripto kembali merosot seiring runtuhnya FTX. Insiden ini menjadi salah satu bencana paling spektakuler dalam sejarah keuangan karena ratusan juta dolar terkuras dari pertukaran cryptocurrency setelah mengajukan kebangkrutan.

Lebih dari US$600 juta disedot dari dompet crypto FTX Jumat malam (11/11/2022). Segera setelah itu, melalui saluran Telegram resminya, FTX menyatakan bahwa sistemnya telah disusupi, menginstruksikan pengguna untuk tidak memasang pemutakhiran baru dan menghapus semua aplikasi FTX.

"FTX telah diretas. Aplikasi FTX adalah malware. Hapus. Obrolan terbuka. Jangan masuk ke situs FTX karena dapat mengunduh Trojan," tulis administrator akun di obrolan Telegram Dukungan FTX. Pesan itu disematkan oleh Penasihat Umum FTX Ryne Miller, dikutip dari Coindesk.com, Minggu (13/11/2022).

Beberapa jam kemudian, Miller mengungkapkan dalam sebuah tweet FTX US dan FTX.com telah memindahkan semua aset digital mereka ke cold storage karena kebangkrutan hari Jumat.

“Prosesnya dipercepat malam ini, untuk mengurangi kerusakan setelah mengamati transaksi yang tidak sah,” katanya.

Banyak pemegang dompet FTX melaporkan saldo US$0 di dompet FTX.com dan FTX AS mereka. API FTX tampaknya tidak aktif, untuk menjelaskan hal ini. Menurut data on-chain, berbagai token Ethereum serta token Solana dan Binance Smart Chain keluar dari dompet resmi FTX dan pindah ke bursa terdesentralisasi seperti 1Inch.

Alih-alih musibah, beberapa pihak mencurigai peretasan ini dilakukan oleh internal FTX, meskipun hingga kini tak dapat dibuktikan kebenarannya.

Mengutip coinmarketcap.com, Minggu (13/11/2022), per pukul 16.08 WIB, Bitcoin (BTC) melemah 21,97 persen selama sepekan terakhir atau 1,44 persen dalam 24 jam terakhir ke harga US$16.528,52. Sementara itu, Ethereum (ETH) melemah 24,91 persen dalam sepekan dan 2,82 persen dalam 24 jam ke harga US$1.223,43.

Sementara itu, Dogecoin (DOGE) dan Solana (SOL) dalam sepekan terakhir juga melemah 31,24 persen dan 62,48 persen.

Timothius Martin, Chief Marketing Officer Pintu mengungkapkan terdapat sejumlah sentimen yang memengaruhi pergerakan pasar Kripto selama sepekan terakhir termasuk kejadian peretasan FTX.

Selain FTX, sentimen Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) yang menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin, merosotnya pasar ekuitas, menurunnya open interest untuk Bitcoin (BTC) dari US$10,7 miliar pada 26 Oktober 2022 lalu menjadi US$9,2 miliar pada 4 November 2022.

Analisis pasar memaparkan bahwa Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) kembali menaikkan suku bunga acuan, kali ini sebesar 75 basis poin. Kenaikan yang diumumkan pada Rabu, (2/11/2022) membawa suku bunga kepada kisaran 3,75-4 persen, yang merupakan level tertinggi sejak resesi tahun 2008.

Dari sisi Consumer Price Index (CPI) terdapat peningkatan yang sangat pesat daripada yang telah diantisipasi dalam dua bulan terakhir. Bahkan terdapat kemungkinan The Fed akan mengambil langkah agresif sebelum inflasi memuncak. Dengan kemungkinan suku bunga meningkat dari 4,75 persen pada akhir tahun 2022 dan 5% pada tahun 2023.

“Faktor-faktor makroekonomi masih berperan besar pengaruhnya terhadap pergerakan pasar keuangan. Untuk itu dalam perencanaan strategi investasi dan pengambilan keputusan, investor kripto perlu mencermati perkembangan makro ekonomi serta bagaimana dampaknya terhadap Bitcoin [BTC] dan aset Kripto lainnya,” terangnya dalam keterbukaan, Minggu (13/11/2022).

Sepekan terakhir derivatif Kripto mencatat short squeeze terbesar sejak pertengahan 2021. Pada 25 dan 26 Oktober 2022, total short senilai US$1,3 miliar dilikuidasi.

Namun, short squeeze atau harga aset yang meningkat karena faktor teknikal, atau tidak didorong oleh faktor fundamental ini berdampak minimal pada harga crypto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper