Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Naik Tiga Hari, Sentuh Level Psikologis US$1.700 per Ons

Harga emas global hari ini naik pada akhir perdagangan Rabu pagi WIB, bertengger di atas level psikologis baru US$1.700 per ons.
Dampak suku bunga naik terhadap emas./Freepik
Dampak suku bunga naik terhadap emas./Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas global hari ini naik pada akhir perdagangan Rabu pagi WIB, bertengger di atas level psikologis baru US$1.700 per ons, karena indeks dolar as mundur di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih kecil dari Federal Reserve.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, melonjak 2,11 persen menjadi US$1.716 per ons.

Harga emas menembus US$1.700 pada Selasa (8/11/2022) untuk menetap di harga tertinggi sejak 6 Oktober. Mundurnya imbal hasil obligasi pemerintah AS juga mendukung harga emas.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,44 persen menjadi 109,6390, setelah tergelincir ke level terendah hampir dua minggu pada Senin (7/11/2022). memperpanjang penurunan untuk sesi ketiga berturut-turut.

Dilansir oleh Antara, beberapa pejabat dari bank sentral AS menyuarakan dukungan untuk laju kenaikan suku bunga yang lebih lambat untuk mencegah kehancuran ekonomi, bahkan ketika inflasi AS mengamuk mendekati level tertinggi 40 tahun memberikan tekanan terhadap dolar.

Investor juga menunggu data inflasi harga konsumen AS Oktober yang akan dirilis pada Kamis (10/11/2022). Data tersebut dapat membantu memandu keputusan Federal Reserve selanjutnya tentang kebijakan moneter.

Sementara itu, Federasi Nasional Bisnis Independen mengatakan Selasa (8/11/2022), Indeks Optimisme Bisnis Kecil turun 0,8 poin menjadi 91,3 pada Oktober ke level terendah sejak Juli, memberikan dukungan tambahan terhadap logam kuning.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 58,3 sen atau 2,79 persen, menjadi ditutup pada 21,502 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 25,10 dolar AS atau 2,54 persen, menjadi ditutup pada 1.014,50 dolar AS per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper