Bisnis.com, JAKARTA – Rupiah ditutup menguat pada akhir perdagangan Rabu (26/10/2022) sejalan dengan pelemahan indeks dolar AS.
Mengutip data Bloomberg, mata uang Garuda ditutup menguat 59,5 poin atau 0,38 persen ke Rp15.563 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS melemah 0,68 persen ke 110,19.
Selain rupiah, sejumlah mata uang di Asia juga perkasa dengan yuan China memimpin penguatan sebesar 1,06 persen, disusul oleh baht Thailand yang menguat 0,77 persen. Kemudian, peso Filipina menguat 0,59 persen dan dolar Taiwan menguat 0,58 persen.
Analis Monex Investindo Futures menyebutkan, pelemahan dolar AS disebabkan prospek bahwa The Fed kemungkinan memperlambat laju kenaikan suku bunga.
Pada notula rapat sebelumnya, The Fed menunjukkan kemungkinan kenaikan suku bunga di bawah level 0,75 persen, tetapi laporan inflasi tinggi di AS pada awal Oktober 2022 sempat kembali membuka peluang kenaikan suku bunga sebesar 0,75 persen untuk ke empat kali berturut-turut dari The Fed.
Dari sisi internal, Macro Equity Strategist Samuel Sekuritas Indonesia Lionel Priyadi menyeburkan Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga memprediksikan Indonesia akan mencetak surplus perdagangan 2022 mencapai US$60 miliar.
Baca Juga
Namun, di sisi lain Deputi Bidang Kemaritiman, Investasi, dan Luar Negeri Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Shinta Kamdani memperkirakan PMA Indonesia akan melambat tahun depan karena suku bunga tinggi dan masih menguatnya inflasi.
Samuel Sekuritas Indonesia memprediksikan dalam jangka pendek indeks dolar AS masih bisa bergerak di kisaran 111. Sedangkan, rupiah masih berpotensi melemah ke atas Rp15.600 per dolar AS.